tag:blogger.com,1999:blog-40848904332960795982024-02-27T00:35:11.103+07:00The Red Side of ManchesterProviding News of Manchester UnitedAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08212734815334579716noreply@blogger.comBlogger100125tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-23087803994510412352015-05-09T12:59:00.000+07:002015-05-09T12:59:29.819+07:00Man United Harus Move On<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjes5Iw4U_iPBkLAjp2FFV0jMmBlgHcwfL4lcTK9hOnwiKBPxZOPEGVEKsBS1DlpcZwpTVGdHDn2Y7YXiOKdkYtla1-4lRNMB8hSyhMPiznn9edI681lUGaceJ2xrIYG2DpFVed_6BtruWt/s1600/Michael-Carrick-014.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="384" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjes5Iw4U_iPBkLAjp2FFV0jMmBlgHcwfL4lcTK9hOnwiKBPxZOPEGVEKsBS1DlpcZwpTVGdHDn2Y7YXiOKdkYtla1-4lRNMB8hSyhMPiznn9edI681lUGaceJ2xrIYG2DpFVed_6BtruWt/s640/Michael-Carrick-014.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr align="left"><td class="tr-caption"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: #666666;">Paul Greenwood/BPI/REX</span></span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Michael Carrick bukanlah Patrick Vieira atau Claude Makelele. Bukan pula ia Andrea Pirlo atau Xabi Alonso. Ia bahkan tak bisa dibilang lebih baik dari gelandang-gelandang yang ada di klubnya, Manchester United, saat ini. Tetapi hal itu tak membuat United serta-merta bisa menggantikannya. Nyatanya, Carrick tetaplah gelandang yang paling dibutuhkan di setiap <i>starting eleven </i>Setan Merah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Carrick tiba hampir 9 tahun yang lalu, tepatnya pada Juli 2006. Nilai transfernya terbilang cukup mahal, senilai 14 juta poundsterling, yang kemudian dapat bertambah hingga 18,6 juta poundsterling. Sempat ada keraguan bahwa ia bukanlah orang yang tepat untuk menggantikan Roy Keane, apalagi ia mewarisi nomor punggung mantan kapten United tersebut, nomor enam belas.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Keraguan tersebut terbukti tepat, Michael Carrick tak pernah menggantikan Roy Keane. Pria kelahiran Wallsend ini tidak sedikitpun mewarisi talenta Roy Keane. Jika Keano adalah gelandang agresif yang memenangkan bola dan mendominasi <i>possession </i>dengan kemampuan fisik dan teknik yang baik, Carrick<i> </i>sama sekali tidak seperti itu. Tetapi itu bukan menjadi masalah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Carrick menjadi pemain paling penting di lini tengah United dengan gayanya sendiri. Ia tak memiliki fisik yang mumpuni dan kapabilitas defensifnya pun tak pernah terlalu istimewa. Tetapi Carrick begitu penting karena ia selama bertahun-tahun menjadi <i>holding midfielder </i>(atau biasa juga disebut <i>deep-lying playmaker</i>)<i> </i>terbaik di timnya. Ia adalah pengatur tempo permainan sekaligus penjaga pertama lini belakang tim dari serangan lawan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Atribut terbaik Carrick selama membela United adalah kemampuan membaca permainan baik dalam bertahan maupun menyerang. Ia tak memiliki <i>tackling </i>sempurna, tetapi ia dapat mengakomodasinya dengan membaca serangan lawan dan melakukan <i>intercept-intercept </i>penting. Dalam menyerang, ia bukan pemain terkreatif. Semasa di United, ia pernah bersanding dengan Paul Scholes hingga kini Ander Herrera. Tetapi ia tetap sentral, karena selalu, selalu, dan selalu seorang Michael Carrick yang menjadi pemain pertama yang mendistribusikan bola sekaligus menjaga agar bola tetap dalam penguasaan timnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pemain yang kini berusia 33 tahun itu dianggap memiliki <i>passing range </i>yang luas, sehingga keberadaannya selalu diharapkan dapat membantu United dalam membangun serangan, baik dengan umpan-umpan pendek atau <i>long pass </i>akuratnya. Kemampuannya mengirim umpan mungkin tak sebanding Andrea Pirlo atau Xabi Alonso, tetapi memang ia bukan pengumpan ulung. Ia adalah pemain yang efektif dalam menyerang. Salah untuk menjadikan Carrick sebagai <i>playmaker</i> utama/kreatif. Tugasnya mendikte permainan dan menjadi tameng pertama lini belakang, sementara umpan-umpan ke depan hanyalah bonus yang ia lakukan di waktu-waktu yang tepat saja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada musim 2013-2014 lalu, David Moyes sempat menjadikan Carrick sebagai pengkreasi utamanya di lini tengah. Setelah gagal mendapatkan Thiago Alcantara, Moyes tidak tertarik menggunakan jasa Shinji Kagawa karena preferensinya terhadap formasi 4-4-2. Alhasil, Carrick diberikan peran yang tidak tepat. Di musim yang sama, United finis di peringkat tujuh, dan Carrick tentunya tidak puas dengan performanya sepanjang musim.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Padahal, di musim sebelumnya, Carrick adalah pemain kunci <i>The Red Devils </i>dalam meraih gelar Premier League. Pada musim tersebut, orang-orang akan mengingat van Persie sebagai <i>messiah </i>karena 24 golnya. Tetapi mereka yang benar-benar mengerti sepakbola akan mengatakan bahwa Carrick-lah sang <i>one-man </i>dalam julukan <i>one-man team </i>yang kerap diterima United saat itu. <i>"It's Carrick, you know. Hard to believe it's not Scholes" </i>menjadi nyanyian rutin <i>fans </i>United sejak musim tersebut. Perbandingan yang aneh karena Carrick sama sekali tak seperti Scholes, tetapi menunjukkan apresiasi yang pantas untuknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kurang lebih dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2015, United mendapatkan tamparan keras. Ketika mereka memenangkan Premier League pada 2013, Michael Carrick berusia 31 tahun. Dalam kurun waktu dua tahun, United nyatanya belum juga menemukan pemain yang dapat menggantikan, atau setidaknya mengisi sementara posisi Carrick. Ini saya sebut sebuah tamparan keras karena untuk tim yang dalam dua bursa transfer bisa menggelontorkan ratusan juta poundsterling, sangat aneh bahwa mereka tak menemukan pengganti bagi kaki-kaki kelelahan seperti Carrick.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Fokus United pada bursa transfer musim panas lalu adalah menemukan gelandang komplet. United tidak mendapatkan satupun. Mereka berhasil mendatangkan Ander Herrera, namun ia lebih tepat sebagai gelandang kreatif yang bertugas menciptakan peluang. Harapan jatuh kepada Daley Blind untuk menggantikan tugas Carrick yang mulai sering absen karena cedera.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di awal musim, Blind sempat menunjukkan kebisaannya sebagai <i>holding midfielder </i>dalam formasi 3-4-1-2 dan 4-4-2 <i>diamond</i>. Namun, seiring berjalannya musim, United mengganti formasi dan taktik, dan 4-3-3 menjadi formasi terbaru dan sejauh ini terfavorit bagi Louis van Gaal. Dan Blind, sayangnya, tak sefasih Carrick ketika dimainkan dalam formasi ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam 4-3-3, peran <i>holding midfielder </i>United kembali seperti semula di era Sir Alex Ferguson. Pemain yang bisa dengan efektif menjaga lini belakang dan menjadi tumpuan awal serangan. Carrick atau Blind harus bisa menjadi pengambil keputusan terbaik, diselingi umpan-umpan ke depan yang mematikan. Blind tidak memiliki kemampuan mendikte tempo sebaik Carrick. Umpang panjangnya pun jarang sekali kita lihat. Dan, meski memiliki kemampuan bertahan yang bisa dibilang lebih baik, Blind tak serta merta menjadi tameng yang solid. <i>Positioning</i>-nya bisa dibilang buruk, tak bisa menentukan bagaimana ia bergerak. Padahal, kecepatan adalah aset terburuknya, tetapi ia tidak menutupinya dengan baik. Ini bukan berarti Blind tak mungkin menjadi pengganti tetap Carrick, hanya saja ia terlihat jauh lebih nyaman bermain sebagai bek kiri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Carrick sendiri tak bisa dibilang sempurna menjalankan peran ini. Usia tak dapat membohongi. Ia kerap kehilangan lawan ketika timnya sedang diserang, dan ia tak melakukan <i>interception </i>penting sebanyak dulu. Sebagai gantinya, ia menawarkan <i>positioning </i>yang baik untuk rekan-rekannya, selalu berada di tempat yang seharusnya. Selain itu, sebagai dasar dari serangan, Carrick semakin krusial karena United lebih banyak bertumpu padanya pada proses <i>breaking down </i>pertahanan lawan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu apa yang terjadi ketika Carrick absen? United berantakan. Itu sudah terbukti dengan kekalahan beruntun mereka atas Chelsea, Everton, dan West Bromwich Albion. Seperti yang saya katakan, keberadaan Carrick justru semakin krusial karena tanpanya, United seperti kehilangan akal dalam usaha mereka membongkar pertahanan lawan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Salah satu efek terburuk hilangnya Carrick adalah digesernya posisi beberapa pemain untuk menggantikannya. Ander Herrera sempat merasakan sulitnya menjadi diktator lini tengah. Terjadinya hal ini membuat United kekurangan pemain kreatif, karena Herrera harus bermain lebih dalam. Sialnya pula, Herrera bukanlah <i>long pass</i> <i>expert </i>seperti Carrick. Ia tak bisa berkreasi dari posisi begitu dalam. Hilangnya Herrera kemudian berbuntut pada Wayne Rooney yang harus menjadi gelandang, meninggalkan posisi striker kepada Falcao atau Robin van Persie yang tak kunjung menemukan performa terbaik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Absennya Carrick juga membuat beberapa pemain tidak efektif. Selain Herrera dan Rooney tadi, ada pula Marouane Fellaini dan Juan Mata yang meski tetap bermain di posisi awal mereka ketika Carrick tampil, tetap merasakan sengsara atas absennya si peraih 33 <i>caps </i>timnas Inggris. Mata yang biasanya berkreasi dengan Herrera di sisi kanan tak banyak mendapatkan kesempatan ketika Rooney bermain di sana. Pun Fellaini, yang akibatnya jarang mendapat peluang dengan kepalanya karena Mata dan Herrera yang kreativitasnya dibatasi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kini, United dipastikan akan menjalani sisa musim mereka tanpa Michael Carrick. 3 pertandingan akan terasa seperti partai pamungkas sebuah kompetisi, mengingat United belum pasti mendapat tempat di Champions League musim depan. Mungkin terlihat simpel, berhubung lawan United berikutnya 'hanya' Crystal Palace sebelum berhadapan dengan Arsenal dan kemudian Hull City, tetapi laga menghadapi West Bromwich Albion sebenarnya membuktikan bahwa van Gaal perlu mencari solusi baik untuk 3 laga terakhir United maupun untuk musim yang akan datang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sentralnya Carrick memang tak terbantahkan, tetapi manajer yang berkualitas harus selalu dapat menemukan cara untuk menutupi kekurangan tim. Kini adalah tugas van Gaal untuk membuktikan kualitasnya, bagaimana caranya United mencetak gol, mendominasi pertandingan, menjaga kualitas permainan tanpa Michael Carrick.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">United harus segera berpaling dari Carrick. Mungkin tidak melenyapkan pengaruhnya seluruhnya, tetapi setidaknya menemukan cara agar tim tetap seimbang tanpa keberadaannya secara konsisten. Solusi harus segera dicari, baik sementara maupun untuk jangka panjang. Sepertinya <i>fans </i>United sudah lelah harus mencakar tembok setiap membaca berita Michael Carrick mengalami cedera. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Membeli <i>holding midfielder </i>baru adalah ide yang terdengar menyenangkan, dan van Gaal sudah mengatakan bahwa ia kekurangan <i>holding midfielder </i>berkaki kanan. Ini mengindikasikan bahwa salah satu target utama United di bursa transfer mendatang adalah seorang <i>deep-lying playmaker</i>.<i> </i>Pemain seperti Ilkay Gundogan, yang memiliki kemampuan serupa, rasanya pantas menjadi kandidat, apalagi ia dianggap pemain yang lebih lengkap dari Carrick. Ada pula Paul Pogba yang digadang-gadang akan kembali, meski harganya selangit. Siapapun itu, tak ada salahnya United rela merogoh kocek dalam-dalam karena saya jamin, tak ada yang ikhlas menyaksikan United ketika mereka berlaga tanpa gelandang seperti Carrick. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu, bagaimana dengan solusi sementara? Itu tugas van Gaal yang memang ahlinya soal strategi. Yang jelas, poin utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara United berpindah dari cara klasik membongkar pertahanan lawan, yaitu melalui Michael Carrick. Kekalahan beruntun United memang dipengaruhi oleh absennya sang wakil kapten, tetapi tidak seluruhnya dikarenakan oleh itu. Kurangnya variasi dalam menyerang juga harus diperhatikan. Kegagalan demi kegagalan tak membuat van Gaal menemukan cara baru, ia justru melanjutkan pola yang sama. Padahal, lawan-lawan United belakangan selalu bermain dengan cara serupa: 'parkir bus' dan berharap pada serangan balik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sudah 2015, meski rasanya menyedihkan dan berat dilakukan, sudah saatnya Man United <i>move on </i>dari si nomor enam belas.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-5826714142410776052014-10-31T21:59:00.002+07:002014-10-31T21:59:53.629+07:00#OOT Bubar Saja, Bubar!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNwRUSyK8F19tBImJbVObNSF-bkfOEZiuCwy2-f0eo6lucA1VXgvfQU6OeSIbti9YoPUQbQ1rDcRq1PCItN38_SJVBH45EmpeDvyJVRMRZx9hYgomoXdeIX48CWwH3IV5oPW1n42WXCaWu/s1600/20141030media-internasional-ulas-laga-pss-kontra-psis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNwRUSyK8F19tBImJbVObNSF-bkfOEZiuCwy2-f0eo6lucA1VXgvfQU6OeSIbti9YoPUQbQ1rDcRq1PCItN38_SJVBH45EmpeDvyJVRMRZx9hYgomoXdeIX48CWwH3IV5oPW1n42WXCaWu/s1600/20141030media-internasional-ulas-laga-pss-kontra-psis.jpg" height="396" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sepakbola Indonesia memang tidak pernah beres. Baik dalam hal pengelolaan liga, tim nasional, hingga pembinaan pemain usia dini, persepakbolaan Indonesia sangat payah. Syukur-syukur empat tahun lalu timnas Indonesia bermain apik di kancah AFF Suzuki Cup, mencapai babak final. Ini sedikit membakar api semangat para pendukung timnas yang sebelumnya nampak sudah lelah dan akan pudar.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kemudian, yang kita tahu, timnas gagal juara. Dukungan tidak surut, apalagi kemudian prestasi cukup baik diraih tim nasional U-23 di ajang SEA Games 2011, kembali mencapai babak final. Tentu saja, akhirnya kita gagal lagi. Kali ini lebih buruk, timnas AFF 2012 kena imbasnya hingga sepi eksposur.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi sepakbola kita tidak akan sepi penonton kalau berprestasi. Timnas U-19 pada 2013 lalu meraih 'prestasi' yang sudah lama sekali ditunggu masyarakat. Mereka juara Piala AFF. Tentu saja hanya AFF U-19, tetapi masyarakat yang katrok tetap bersorak sorai, seolah mereka akhirnya menemukan nabi sepakbola mereka. Orang-orang yang bisa bermain sepakbola dengan benar, tidak seperti pendahulunya yang hanya nabi palsu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tapi ya memang dasar katrok, timnas U-19 yang dipuja-puja itu ternyata tak hebat-hebat amat. Selama kurang lebih setahun mereka selalu nongol di TV, main bola di kota sana-sini, toh akhirnya di ajang yang paling ditunggu-tunggu, Piala Asia U-19, mereka gagal total. Total. T-O-T-A-L.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kemudian yang amat menarik perhatian, sebuah pertandingan ofisial, resmi, formal, tercatat di Fifa, antara PSS Sleman menghadapi PSIS Semarang, malah dibumbui pencederaan sportivitas dari kedua kubu. Pemain dari kedua kubu saling berlomba mencetak gol bunuh diri agar tidak menang. Ya, agar tidak menang. Dengan kata lain, agar kalah. Mau kalah. Niat kalah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Alasan mereka tidak mau menang, atau mau kalah, atau niat kalah, ternyata adalah karena keduanya takut harus bertemu Pusamania Borneo FC di babak semifinal, yang akan memperkecil kemungkinan mereka promosi ke ISL. Tentu saja, saya baru mendengar klub bernama Pusamania Borneo FC. Tetapi kenyataan bahwa mereka sudah sangat ditakuti meski baru dibentuk tahun ini (berganti nama dari Perseba Super Bangkalan) membuktikan betapa 'mengerikan'nya mereka.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Siapa yang salah kalau sudah begini? Kalau melihat betapa ketakutannya tim-tim Divisi Utama atas Pusamania Borneo FC, yang paling dicurigai adalah para mafia bola, orang-orang yang dianggap berpengaruh dalam pengaturan skor pertandingan-pertandingan sepakbola. Tetapi sampai sekarang tidak pernah ada tindak lanjut federasi sepakbola Indonesia (yang katanya ada, namanya PSSI kalau tidak salah) terhadap masalah ini. Ya mau bagaimana, kabarnya mafia-mafia ini sendiri adalah pengurus federasi juga.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kalau mafia bola tidak bisa diberantas, maka kesalahan ditumpahkan ke pengurus sepakbola Indonesia, baik PSSI maupun pengurus Liga. Tapi mereka ini memang sudah goblok, menyalahkan mereka sama saja menyalahkan api atas terjadinya kebakaran. Bagaimana ISL, Divisi Utama, dan berbagai divisi liga di bawahnya bobrok adalah kesalahan pengelolaan mereka. Mereka lalai. Bagaimana mungkin klub-klub yang tidak bisa membayar gaji pemain selama berbulan-bulan bisa lolos 'verifikasi' peserta liga?</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bagaimana mungkin tim nasional U-19 yang nampak begitu meyakinkan setahun lalu, kini dianggap sama saja seperti pendahulu-pendahulunya? PHP alias Pemberi Harapan Palsu. Kalau perlu sedikit lebih jauh, bagaimana mungkin seorang pelatih timnas level usia harus capek-capek blusukan supaya menemukan talenta yang diharapkannya? Pakai duit sendiri pula. Memang tak ada tim <i>scouting </i>yang disiapkan tiap daerah?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kemudian, yang kurang beruntung adalah para pemain. Seperti yang kita ketahui, pemain-pemain PSS Sleman dan PSIS Semarang yang ikut serta dalam pertunjukan 'sepakbola gajah' lalu terancam dihukum oleh Komisi Disiplin PSSI. Ini adalah sebuah lelucon karena selama ini, seperti yang saya katakan, mafia-mafia sepakbola tidak pernah (diusahakan untuk) diberantas. Begitu bidak catur melakukan kesalahan, mereka langsung dikeluarkan dari papan permainan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pemain tidak bisa menolak karena hidup mereka bergantung kepada klub. Digaji tidaknya mereka ditentukan klub. Apakah PSSI bertindak? Tidak. Akhirnya, pemain melakukan yang diinginkan klub. Tentu saja ini bukan perilaku yang bisa dibenarkan karena bagaimanapun, mereka mencederai nilai sportivitas dan <i>fair play</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada dasarnya, sepakbola Indonesia berada pada lingkaran setan. Ngakunya profesional, tetapi pengelolaan masih payah. Pemain tidak dihargai dan tertekan, hanya klub yang berada di bawah perlindungan pengatur skor-lah yang bisa merasa nyaman, tindakan hukum tidak dijalankan dengan semestinya, dan carut-marutnya timnas dan liga Indonesia tak kunjung dibenahi.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />Saya tak melihat ada sedikitpun jalan keluar yang lebih baik ketimbang membubarkan sepakbola Indonesia, yang meliputi PSSI, Liga Indonesia, hingga klub-klub sepakbola yang ada. Mungkin terasa terlalu putus asa, tetapi mau bagaimana lagi, nyatanya memang saya putus asa. Rasanya lebih baik kita tak ada sepakbola dulu, supaya tenang. Supaya tak ada lagi hal-hal memalukan sekaligus memilukan yang akan kita lihat di media.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kalau bapak-bapak pengurus yang terhormat membaca ini, saya kasih tahu, sepakbola kita sudah hampir tidak tertolong, dan kalian terlalu goblok untuk menghapus kata 'hampir tidak' itu. Jadi, bubarin aja gih.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-51394689669375981802014-09-21T18:22:00.000+07:002014-09-21T18:22:14.074+07:00Dilema Louis Van Gaal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2Itu6S0vPx7U1aWYowgJyAp1FW6pA_4rvb986wa5evnNVVDxxHGEm_z_oi8l4SAEwa29hvpunuKeiPTb1y6HR1kAGVp_3KQwXNceK6IyNa2QP32IJwxsYY2QngqJpx91blT1hYV6IFJX4/s1600/_74396783_vangaalgetty.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2Itu6S0vPx7U1aWYowgJyAp1FW6pA_4rvb986wa5evnNVVDxxHGEm_z_oi8l4SAEwa29hvpunuKeiPTb1y6HR1kAGVp_3KQwXNceK6IyNa2QP32IJwxsYY2QngqJpx91blT1hYV6IFJX4/s1600/_74396783_vangaalgetty.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Louis van Gaal sama sekali tidak terlihat seperti seorang <i>quitter</i> - seseorang yang mudah menyerah atau berhenti melakukan sesuatu yang dimulainya sendiri. Ia justru tampak bagai orang tua keras kepala yang tak mau menunjukkan sisi lemahnya jika mampu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Namun kali ini, si orang tua keras kepala tengah menghadapi sebuah dilema. Ia harus memilih antara mengubah formasi tiga bek-nya yang telah diterapkan selama dua bulan atau mempertahankannya, setelah berkali-kali berucap bahwa sistem yang diusahakannya membutuhkan waktu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Formasi 3-4-1-2 yang sudah dipasang sejak <i>pre-season </i>lalu, jujur saja, memang belum berbuah manis. Van Gaal kerap dikritisi karena kukuh menggunakan sebuah sistem yang tak akan cocok di ranah Britania Raya. Tiga bek dianggap terlalu boros <i>slot</i>, ditambah ketidakfasihan pemain-pemain lulusan akademi Inggris dalam memainkannya, formasi ini sudah dianggap gagal hanya dalam kurun waktu kurang dari dua bulan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ada satu hal menarik yang disinyalir menjadi alasan bek-bek United tak mampu bermain baik dalam sistem ini, yaitu karena mereka kebanyakan bertipe 'kaku'. Tak cukup berani dalam menguasai bola, terlalu fokus untuk melakukan <i>tackling</i>, dan lamban (terutama dalam berpikir), tak satupun bek United yang bertipe 'lengkap'.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Phil Jones adalah seorang <i>tackler </i>yang luar biasa, tetapi ia tak bisa menjadi andalan dalam hal distribusi bola dari belakang. Evans mampu melakukan ini, tetapi ia bergerak lamban (meski saya kira termasuk bek tercerdas di tim). Smalling adalah bek bertalenta, tetapi ia lamban dalam berpikir dan sering hilang konsentrasi. Tyler Blackett masih memiliki banyak kekurangan, terutama konsentrasi dan pengambilan keputusan. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebenarnya alasan van Gaal menggunakan formasi 3-4-1-2 cukup jelas. Ia berniat memaksimalkan talenta yang ada. Di belakang, United memiliki 5 bek tengah (sebelum bergabungnya Marcos Rojo), sehingga secara proporsi memakai 3 bek bisa memberikan mereka kesempatan bermain. <i>Fullback </i>United dapat dimaksimalkan sebagai <i>wingback</i>, sementara Antonio Valencia dan Ashley Young bisa dikonversi di posisi ini. Gelandang-gelandang United bisa bersaing untuk dua posisi gelandang tengah, dan pemain-pemain seperti Adnan Januzaj dan Shinji Kagawa (tadinya) bisa menjadi opsi lain. Tetapi, yang paling bisa dimengerti tentu saja adalah usaha van Gaal mengakomodasi Juan Mata, Wayne Rooney, dan Robin van Persie dalam satu sistem. Pemain-pemain sayap United yang tak kebagian tempat karena hilangnya posisi <i>winger </i>dalam formasi pun tinggal dikonversi kembali menjadi striker.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Formasi ini langsung dianggap gagal setelah United dihajar habis-habisan oleh tim kasta ketiga, MK Dons. Empat gol yang bersarang di gawang United memang memalukan, tetapi orang-orang terlalu cepat menyimpulkan tanpa melihat keadaan sebenarnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jangan lupakan bahwa saat itu United memasang skuat kedua dan ketiganya. Dan ketika tim utama-nya saja masih dalam tahap beradaptasi dengan sistem ini, dapat Anda bayangkan seberapa belum fasihnya para pelapis mereka. Beberapa debutan juga dimainkan United, dan terlihat jelas mereka masih canggung. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah gagal menang dalam 4 pertandingan - tetap gagal meski telah membeli Angel Di Maria - van Gaal mendatangkan 2 pemain baru untuk memberi suntikan kualitas dan kepercayaan diri ke skuat United. Namun, tentu saja kedatangan seorang Daley Blind dianggap akan memberikan opsi mengubah sistem yang ada ke sebuah sistem baru yang bisa lebih efektif.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jadilah di <i>match </i>kontra QPR Louis van Gaal mencoba menggunakan sistem yang berbeda dari yang ia terapkan selama dua bulannya di Manchester United. Formasi 4-1-2-1-2, atau kerap disebut 4-4-2 diamond, dipilihnya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Formasi ini dianggap paling tepat karena dalam formasi ini van Gaal bisa memasang Daley Blind di posisi terbaiknya, <i>holding midfielder</i>. Kemudian, Angel Di Maria dan Ander Herrera bisa dimainkan sekaligus, tanpa mengkhawatirkan tim akan bermain terlalu ofensif dan melupakan pertahanan. Para <i>fullback </i>United pun bisa dimainkan di posisi terbaik mereka. Dan, tentu saja, van Gaal masih bisa memaksimalkan Juan Mata beserta dua penyerang di depannya, Wayne Rooney dan Robin van Persie atau si penyerang anyar, Radamel Falcao.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hasilnya, United berhasil melibas QPR 4 gol tanpa balas. Tentu saja, ini QPR. Tetapi melihat seberapa buruk penampilan-penampilan United sebelumnya, ini adalah peningkatan besar. Dalam sekejap, formasi 4-1-2-1-2 dianggap sebagai penyelamat musim Si Setan Merah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pertanyaannya, apakah van Gaal berpendapat demikian?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sistem 3 bek pertama kali diterapkan pria bernama lengkap Aloysius Paulus Maria van Gaal pada Piala Dunia lalu, dan ia meraih sukses dengan finis ketiga meski kualitas pemain timnas Belanda-nya terbatas. Mengejutkan memang ketika ia nekat memakainya di Inggris, negeri yang telah berkali-kali menyaksikan jatuhnya tim-tim yang menggunakan sistem ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tentu saja, formasi yang ia terapkan membutuhkan waktu. Tetapi tentu saja, tidak ada garansi bahwa akan ada keberhasilan dengan memberinya waktu. Formasi ini terlalu meragukan. Masih amat jauh dari bayangan kebanyakan orang.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di samping itu, formasi 4-1-2-1-2 memberikan cahaya terang dalam kegelapan. Kekurangan-kekurangan dalam formasi 3-4-1-2 ditutupi 4-1-2-1-2. Para pemain tidak terlalu kaget jika harus beradaptasi ke formasi <i>diamond</i>, dan amat menyenangkan melihat Di Maria berkolaborasi dengan Herrera sementara Daley Blind berjaga di belakang mereka. Dalam 3-4-1-2, yang ada hanya kekhawatiran dua bek yang melebar akan bermain terlalu melebar, menyisakan satu bek tengah yang harus duel <i>two-on-one </i>tiap kali lawan sukses menembus pertahanan dengan <i>through pass </i>tajam.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tentu saja, sistem <i>diamond </i>memiliki kekurangan tersendiri. Kalau diperhatikan, pemain yang benar-benar berperan sebagai gelandang hanya <i>holding midfielder</i>, sementara dua gelandang yang bermain di depannya kerap lebih banyak menyerang atau bermain melebar. Masih banyak lagi kekurangan-kekurangan lain yang belum terekspos, karena formasi ini memang belum dihadapkan dengan lawan yang sepadan. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seperti yang saya katakan, van Gaal tak pernah menunjukkan tanda-tanda bahwa ia adalah seorang <i>quitter</i>. Jika ia harus menyerah menggunakan formasi 3-4-1-2, saya tak yakin ia akan melakukannya sekarang. Dilema ini nampaknya hanya akan berlangsung sesaat, melihat karakter seorang Louis van Gaal. Jika formasi 4-1-2-1-2 tetap digunakannya dalam beberapa pertandingan ke depan pun, jangan kaget jika ia masih berambisi untuk menyukseskan sistem 3 bek-nya.</span><br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-57340707176463680882014-08-24T14:22:00.000+07:002014-08-24T14:22:33.356+07:00Harus Diapakan Marouane Fellaini?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipSUR_YXu87xMpme7D-rVBus-ZazU6898L5b6cPmqTQi2a0x4ILza4PZIRvE6hDOtwhohTlsruE_UPyobdrvoRTWrCsIWsvryE3qbBdBABNQbo4qQOdONly2EDt6TCzSLgoOAuXtfMNHq6/s1600/headachefell_1824989a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipSUR_YXu87xMpme7D-rVBus-ZazU6898L5b6cPmqTQi2a0x4ILza4PZIRvE6hDOtwhohTlsruE_UPyobdrvoRTWrCsIWsvryE3qbBdBABNQbo4qQOdONly2EDt6TCzSLgoOAuXtfMNHq6/s1600/headachefell_1824989a.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Nama Marouane Fellaini dalam setahun belakangan justru lebih lekat dengan figur pesepakbola berambut bak pohon yang tak bisa apa-apa selain menyikut sana sini di lapangan sepakbola. Harga Fellaini yang amat tinggi tak menjustifikasi perannya selama semusim berseragam Setan Merah. Alhasil, banyak orang memercayai bahwa Fellaini harus dijual selagi harganya masih cukup tinggi, untuk menghindari semakin besarnya kerugian.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kabar berhembus bahwa pemilik Napoli menginginkan Fellaini untuk menemani gelandang Hernanes, karena ia menganggap gaya rambut keduanya bisa saling mengisi. Jika kabar ini benar, agaknya para pembenci Fellaini akan setuju jika pria Belgia ini dilego dengan banderol 15 juta pounds seperti yang dikabarkan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kabar yang muncul belakangan adalah bahwa Fellaini akan menjadi bagian dari kesepakatan tukar tambah United dengan Juventus. United dikabarkan ingin mendatangkan Arturo Vidal dengan harga 60 juta pounds plus Fellaini. Tentu saja ini terdengar seperti berita mengada-ada, karena Fellaini sendiri bisa dihargai sebesar 15 juta pounds, apakah bijak menggelontorkan 75 juta pounds untuk seorang pemain? Tetapi kembali lagi, jika kabar ini benar, para anti-Fellaini akan dengan senang hati menerima karena bagi mereka, selama Fellaini bisa digunakan secara finansial, maka gunakanlah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ada hal menarik yang dapat saya tangkap dari reaksi para anti-Fellaini. Hal menarik ini adalah cara berpikir mereka yang menurut saya terlalu pesimistis, bukannya realistis. Mereka cenderung berpikir bahwa pria kelahiran Brussels ini tak akan bisa membuktikan apapun, meski kenyataannya ia baru menjalani satu dari lima musim <i>deal</i>-nya bersama United.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Orang-orang seperti ini menganggap bahwa tak ada lagi kesempatan bagi Fellaini untuk bersinar, hanya karena ia menjalani musim yang buruk. Padahal, selama musim lalu, tidak hanya Fellaini yang tampil di bawah standard. Michael Carrick pun tak akan saya beri nilai bagus, melihat performanya musim lalu. Musim 2013-2014 adalah sebuah anomali, di mana United baru pertama kalinya merasakan menjadi Everton. Tak adil menilai performa debutan di musim yang merupakan sebuah malapetaka bagi keseluruhan tim. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jika saya terdengar terlalu membela Fellaini, maka Anda salah. Justru Anda yang merasa bahwa Fellaini tak pantas diberikan kesempatanlah yang terlalu berpikiran sempit. Kasus pria Belgia ini berbeda dengan David Moyes. Jika Moyes benar-benar membuat United amburadul dan keputusan memecatnya terlihat masuk akal, Fellaini pantas mendapatkan kesempatan kedua.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pertimbangan saya berdasarkan dua hal : 1. Harga mendatangkan Fellaini yang amat tinggi; 2. Apa yang telah dilakukan Fellaini sebelum bergabung dengan United.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Yang pertama, harga Fellaini yang bisa dibilang sangat (atau terlalu) tinggi ketika didatangkan seharusnya bisa menjadi pertimbangan dalam lebih menggali kemampuannya yang sebenarnya. Dengan harga 27,5 juta pounds, anak mantan supir bus ini bukannya sembarangan diboyong.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memang, kalau boleh jujur, dengan tajuk pemain bintang Premier League-nya, harga Fellaini naik jauh. Dari yang wajarnya 18-23 juta pounds, ia malah dihargai sebesar Juan Veron di masanya dahulu. Tetapi, bukan berarti ia tak bisa apa-apa di balik label pemain bintangnya. Asal diberikan kesempatan, bukan tak mungkin Fellaini akan menunjukkan kemampuannya yang jauh lebih baik.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lagipula, menjual kembali Fellaini setelah hanya menggunakan jasanya selama semusim sama saja mengakui bahwa United telah melakukan pembelian ceroboh. Saya tak mau mengakui itu sebelum benar-benar terbukti, oleh karena itu, memberikan Fellaini waktu lebih tak ada salahnya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kedua, Fellaini telah mengalami banyak musim hebat di Premier League sebelum bergabung dengan United. Saya yakin seorang pemain yang telah malang melintang di sebuah liga, bahkan menjadi talenta yang disegani, tidak akan dengan mudah meredup. Fellaini tidak terkecuali. Ia telah enam musim menjadi pemain yang sangat disegani. Enam musim!</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya masih ingat rasanya setiap kali harus berhadapan dengan Everton yang di lini tengahnya memiliki seorang Marouane Fellaini. Rasa takut akan dirusaknya lini tengah United yang amat rapuh selalu menghantui. Kini, Fellaini sudah pindah kubu, dan di United sudah bertambah amunisi lini tengahnya. Saya serius menganggap bahwa kolaborasi Ander Herrera dan Marouane Fellaini menggiurkan. Herrera yang lebih diberi kebebasan memerlukan tenaga Fellaini untuk merebut bola dan menjadi tameng ketika diserang.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Fellaini memang kerap melakukan tindakan ceroboh, tetapi kita bisa mengatakan hal yang sama kepada pemain-pemain United lainnya di musim lalu. Yang jelas, buat saya tak adil jika ia tak diberi kesempatan lagi. Jika ia setidaknya diberi kesempatan di musim ini, maka barulah Anda dan saya bisa menyebutnya sebuah <i>flop</i> atau tidak. Kemudian tinggal Louis van Gaal yang menentukan, mempertahankannya atau tidak. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-7539389924051919932014-08-11T18:46:00.000+07:002014-08-11T18:46:01.909+07:00Ashley Young - Make or Break<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEFI_ZPGhtdyFyXlVh_Lz910gBxsEYi76ur1D-jBOnEvcVAl-tBzfQ1bS3hBdcvxxJF3RBuWvctQ4mYMX5DjZrrAczowE5jSnFGmEhwDud82FQ4ao_vnMPtPvjzbz0AEpRt-9CStlIq3Fu/s1600/ashley-young-hdr-photography-manchester-2506054-1920x1080.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEFI_ZPGhtdyFyXlVh_Lz910gBxsEYi76ur1D-jBOnEvcVAl-tBzfQ1bS3hBdcvxxJF3RBuWvctQ4mYMX5DjZrrAczowE5jSnFGmEhwDud82FQ4ao_vnMPtPvjzbz0AEpRt-9CStlIq3Fu/s1600/ashley-young-hdr-photography-manchester-2506054-1920x1080.jpg" height="360" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Laga <i>pre-season </i>memang tak dapat menjadi acuan seberapa pentingnya seorang pemain dalam skema manajer. Tetapi sudah tak asing lagi kita melihat manajer menggunakan <i>pre-season </i>sebagai sarana eksperimen taktik. Terutama manajer baru sebuah klub, yang sudah barang tentu tak akan melewatkan kesempatan melihat seberapa jauh pemain-pemainnya mampu menjalankan skema-nya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tak terkecuali Louis van Gaal. Sukses membawa Belanda finis urutan ke-3 di Piala Dunia lalu, ia tak punya banyak waktu untuk betul-betul memantapkan pilihan pemainnya untuk kemudian memasukkan mereka ke skema pilihannya sebelum musim dimulai. Hanya di 5 laga pramusim-nya lah kesempatannya menyaksikan pemain-pemainnya bermain dalam pertandingan sesungguhnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di antara pemain-pemain yang dibawanya ke tur Amerika Serikat, terselip satu nama yang sudah dua musim belakangan selalu menjadi bahan pertanyaan, apakah ia sebenarnya pantas menjadi pemain Manchester United. Sebagai pemain lokal yang kerap dianggap <i>overpriced</i>, Ashley Young belum juga membuktikan bahwa ia adalah pemain yang dapat bermain di level tertinggi bersama klub besar.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di musim perdananya, Young sebenarnya tidak tampil buruk-buruk amat. Malah, boleh dibilang positif untuk musim debut. Total 8 gol dan 7 assist dari 33 penampilan, ia setidaknya bisa menutup kekurangannya dalam hal performa dengan kontribusinya dalam menciptakan gol.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sayangnya, karirnya mulai berantakan sejak ia tampil di Euro 2012 bersama timnas Inggris. Timnas yang semenjana tersebut tak berhasil melaju terlalu jauh, dan harapan mereka atas Ash tak dijawabnya dengan baik. Young adalah salah satu penampil terburuk Inggris di ajang tersebut.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejak itu, penggemar Ian Wright ini tak kunjung berhasil mengembalikan mental dan performanya ke keadaan semula. Ia malah lebih sering diingat karena aksi <i>diving</i>-nya. <i>Partnership</i> yang terlihat menjanjikan bersama Patrice Evra di musim pertamanya di United perlahan memudar. Ketimbang sering membantu pertahanan atau bermain dengan hati-hati agar tak mudah kehilangan bola, ia malah terlihat terlalu bertele-tele dan tak inovatif.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Penampilan Young menurun drastis selama berkostum Manchester United, dan banyak orang ingin ia dijual memasuki musim 2014-2015. Van Gaal yang dianggap tanpa kompromi terhadap pemain-pemain yang tak dibutuhkannya pun diharapkan mampu membuang para <i>deadlock </i>yang sudah bikin kesal <i>fans </i>United selama bertahun-tahun.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi van Gaal berkata lain.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ashley Young tampil menjanjikan di ajang <i>pre-season </i>United. Pria kelahiran Stevenage bermain 'berbeda' di bawah van Gaal. Dan, seberapa kesalnya Anda kepadanya, van Gaal tak sekalipun mengindikasikan bahwa ia akan menjual Young. Justru ia tampak ingin memaksimalkan talenta Young di posisi yang baru diperkenalkan ke United - <i>wingback</i>.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>Wingback </i>atau bek sayap bukan posisi yang umum digunakan di Inggris, terutama Premier League. <i>Wingback</i> adalah versi modern dari posisi <i>fullback</i>.<i> </i>Berbeda dengan <i>fullback</i>, posisi ini dianggap sebagai versi lebih ofensif, dan hampir selalu digunakan oleh tim yang menurunkan tiga <i>centerback</i>. Bisa dibilang, <i>wingback </i>adalah kombinasi dari kata <i>winger </i>dan <i>fullback</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Manchester United di bawah asuhan van Gaal telah dikonfirmasi akan menggunakan formasi 3-4-1-2 (atau 5-2-1-2) sebagai fondasi utama mereka. Maka dari itu, dua pemain yang beroperasi di sayap lebih dianggap sebagai <i>wingback </i>daripada<i> fullback </i>atau <i>winger</i>, atau bisa disebut pula gelandang sisi. Ashley Young, yang sejatinya adalah seorang <i>winger</i>, mau tak mau harus beradaptasi di posisi ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mantan pemain Aston Villa ini sedikit berbeda nasib dengan Nani dan Wilfried Zaha, pemain yang sama-sama berposisi sebagai <i>winger</i>. Nani dan Zaha - selama pramusim - justru dipasang sebagai penyerang, ketimbang dikonversi menjadi <i>wingback</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mengapa ini terjadi?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ashley Young yang lebih punya tendensi untuk membantu pertahanan ketimbang Nani dan Zaha, jelas memiliki potensi lebih besar untuk diubah menjadi bek sayap. Ini adalah kesempatan Young untuk mendedikasikan kebertele-tele-annya di posisi yang tepat. Jika gerakan <i>default</i>-nya - menerima bola, memutar badan, kemudian memberikan bola ke pemain yang berada di daerah pertahanannya sendiri - dilakukan oleh seorang <i>wingback</i>, tak akan ada terlalu banyak protes.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di sisi lain, Nani dan Zaha adalah tipe <i>winger </i>yang sangat ofensif dan jarang melakukan <i>tracking back</i>. Mengonversi mereka menjadi <i>wingback </i>bisa beresiko, karena mereka tidak memiliki atribut defensif sama sekali. Sementara itu, posisi menyerang lebih masuk akal bagi keduanya. Meski belum terbukti efektif, van Gaal melihat Zaha dan Nani lebih cocok dikonversi menjadi penyerang. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selain itu, Young juga bukan tipe pemain yang suka 'kelayapan'. Bahkan ketika dimainkan sebagai <i>winger</i>, <i>fans </i>masa kecil Arsenal ini tak suka meninggalkan posisinya di pinggir. Hanya sesekali saja ketika ia mendapat bola ia mencoba melakukan <i>cutting inside</i>, sebuah tendensi yang mulai ditinggalkannya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di formasi 3-4-1-2, hanya ada dua pemain yang memulai laga di pinggir lapangan, tak lain dan tak bukan yaitu kedua <i>wingback</i>. Tentu saja keduanya diharuskan untuk dapat menjaga lebar lapangan, karena mereka tak ditemani siapapun di sisi lapangan. Mereka harus ada di sayap ketika tim menyerang, dan tak lupa menjaga kedua sisi pertahanan ketika tim diserang.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Meski tak sepenuhnya harus bermain di pinggir, <i>wingback </i>harus mampu memberikan opsi tambahan, di antaranya <i>crossing</i> atau <i>killer ball </i>ke <i>space </i>di sayap pertahanan lawan. Sejauh yang dapat disaksikan di pramusim, Young selalu tampil optimal dalam memberikan opsi-opsi ini. Bahkan, ia juga turut melesakkan empat gol.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Siapa yang menyangka, Young yang tadinya dianggap berada di ujung tanduk, kini malah menjadi pesaing terberat Luke Shaw di pos <i>wingback </i>kiri maupun Antonio Valencia dan Rafael di kanan. Anda tak pernah tahu apa yang akan terjadi, namun rasanya musim ini akan menentukan bagaimana orang-orang menilai seorang Ashley Young, mantan pemain Manchester United, di masa depan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sekali lagi, <i>pre-season </i>tak mencerminkan seberapa pentingnya seorang pemain dalam strategi pelatih selama semusim ke depan. Tetapi dengan penampilan impresifnya, tidak aneh jika Young masuk rencana van Gaal dalam mengarungi musim 2014-2015. Jika selama ini Young hanya bikin kesal <i>fans </i>United saja, musim ini adalah musim penentuan. Apakah ia akan dianggap sebagai seorang pahlawan kesiangan, atau pengecut selamanya. Tentu saja yang pertama lebih baik, tetapi semua adalah Young yang menentukan. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-2433815434634413342014-07-21T13:17:00.002+07:002014-07-21T13:17:57.689+07:00Dilema Patrice Evra - Jual atau Pertahankan?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjTBFgZktJ7VB1ynkDoH9Ey3p7DLIkyu7lAJFhro9i6piIzqAUnuCipdAbzALyCqbUKwjqcJbI7qE4S3Mgj3bs44aXk8xzaCs35dN5ktdUXB8IC8NVvXCEWd7bIvvTUbK2lY47znpARk7k/s1600/united_fc_premier_league_cutout_patrice_evra_1600x900_25738.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjTBFgZktJ7VB1ynkDoH9Ey3p7DLIkyu7lAJFhro9i6piIzqAUnuCipdAbzALyCqbUKwjqcJbI7qE4S3Mgj3bs44aXk8xzaCs35dN5ktdUXB8IC8NVvXCEWd7bIvvTUbK2lY47znpARk7k/s1600/united_fc_premier_league_cutout_patrice_evra_1600x900_25738.jpg" height="360" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Patrice Evra adalah satu dari sekian banyak pemain senior United era Luzhniki 2008 yang masih tersisa. Bergabung sejak 2006, Evra termasuk pemain yang loyal. Telah delapan tahun mengabdikan diri kepada Manchester United, Evra telah memiliki ruang tersendiri di hati <i>fans </i>United. United pun demikian, telah membuat Evra jatuh hati. Tetapi namanya jatuh hati, akan ada hari dimana Anda merasa lelah dan ingin pergi. Hal ini tengah menimpa seorang Patrice Evra.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Evra adalah pemain senior yang sebenarnya masih dapat diperhitungkan. Memiliki seorang Evra adalah aset tersendiri bagi setiap klub. Ia membawa pengalaman dan kematangan. Terlebih lagi di United, yang baru saja membeli seorang bek kiri muda, Luke Shaw. Pertanyaan muncul setelah Shaw bergabung - apa yang harus dilakukan terhadap Evra?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ada opsi menjual dan mempertahankan. Baru bulan Juni lalu, Evra memperpanjang kontraknya di United. Saat itu belum terjadi <i>deal </i>antara United dengan Southampton mengenai transfer Luke Shaw. Orang-orang menebak, Evra akan bertahan setidaknya semusim lagi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tebakan tersebut terlihat meragukan sekarang karena si pria asal Prancis nampaknya enggan bertahan di Old Trafford. Kabar angin berhembus bahwa ia telah menandatangani kontrak bersama Juventus, dan akan segera ditebus seharga dua juta pounds, mengakhiri kontraknya bersama United yang baru diperpanjang dua bulan lalu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hal ini bukannya tidak mungkin. Justru mencurigakan bagaimana United memperpanjang kontrak Evra karena urusan finansial. Ya, bisa jadi United memanfaatkan perpanjangan kontrak Evra karena mereka tak ingin kehilangan pria kelahiran Dakar, Senegal secara gratisan. Tindakan yang kurang terpuji terhadap pemain yang telah membela panji klub secara tulus selama bertahun-tahun.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Opsi mempertahankan Evra tampak semakin tak mungkin dilakukan. Semakin banyak media yang telah mengklaim bahwa korban rasisme Luis Suarez akan segera mengumumkan kepindahannya ke kota Turin. Di saat seperti ini, United masih bungkam sementara Evra masih berlibur entah di mana.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mempertahankan Evra, seperti yang saya tuliskan di atas, akan menguntungkan United karena Evra adalah aset tersendiri. Terlepas dari kecerobohannya yang membuatnya terlihat lebih seperti seorang <i>winger </i>tambahan ketimbang seorang <i>fullback</i>, suami Sandra Evra dapat menjadi pemain penting dalam perkembangan Luke Shaw yang baru bergabung.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Baru berusia 19 tahun, Shaw akan memerlukan <i>mentoring </i>dari pemain yang lebih senior, dan saya tak dapat membayangkan pemain yang lebih cocok melakukannya ketimbang Evra. Mantan pemain AS Monaco ini tak akan bermain banyak, tetapi ia lebih dari cukup sebagai pelapis Shaw yang tak ada garansi akan bisa bermain semusim penuh tanpa cidera atau <i>bad form</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jika Evra hengkang, United harus memilih antara membeli bek kiri baru atau mempromosikan pemain dari tim U-21. Masalahnya, sungguh riskan memulai musim tanpa pemain senior dalam satu posisi. Apalagi, saat ini belum satupun pemain U-21 United yang pantas mengisi pos bek kiri tim utama. Reece James dan Tyler Blackett masih jauh dari cukup.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi mempertahankan Evra, di satu sisi, adalah perbuatan yang egois. Di usianya yang ke-33, Evra tak memiliki banyak waktu. Ia berada di masa dimana ia perlu tetap bermain agar kondisi fisiknya tak menurun drastis. Dengan bertahan di United, mau tak mau ia berbagi kesempatan bermain dengan Luke Shaw, yang tentunya akan bermain lebih banyak ketimbang dirinya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jika itu terjadi, maka Evra tak dapat berharap banyak dalam kelanjutan karirnya. Kemungkinan besar ialah, ia akan dilepas secara gratis oleh United, dan akan bergabung dengan klub menengah di negara asalnya, Perancis. Di sana pun, saya ragu ia akan banyak bermain. Mungkin ia akan lebih sibuk mencari tempat ngopi sambil bersenda gurau bersama sahabatnya, Park, yang sedang berlibur ke Perancis.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kepastian status Evra akan segera terungkap dalam beberapa hari atau minggu ke depan. Menjual atau mempertahankan, United yang harus memutar otak. Bagaimanapun, Evra adalah pemain yang sangat berjasa. Pria 33 tahun pantas mendapatkan penghargaan dengan diberikan kebebasan. Ia mungkin akan ikhlas jika harus bertahan, tetapi pantaskah jika United seegois itu? </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-68862369434504440112014-07-18T21:06:00.000+07:002014-07-18T21:06:16.880+07:00Daftar Skuat Pre-Season Tour Manchester United 2014<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjVoODY3fh89T6WcW0AHXZUgLI_81dxlCQ3jXWDi8EMwKrx9rpM5OXjtslPlLZiltnv5oWBThYIUuxcy6jko7w0DhWrHBcetKhZ_vZt-AnoQuOiDYf9etDVXKg9hYA0XArvgdwxg4MhBbx/s1600/Bs01hOMCcAE4ZKN.png+large.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjVoODY3fh89T6WcW0AHXZUgLI_81dxlCQ3jXWDi8EMwKrx9rpM5OXjtslPlLZiltnv5oWBThYIUuxcy6jko7w0DhWrHBcetKhZ_vZt-AnoQuOiDYf9etDVXKg9hYA0XArvgdwxg4MhBbx/s1600/Bs01hOMCcAE4ZKN.png+large.png" height="640" width="452" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Daftar Pemain yang Akan Mengikuti Tur Amerika Serikat</span></td></tr>
</tbody></table>
<br /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Manchester United telah mengumumkan daftar skuat <i>pre-season </i>mereka. Nama-nama yang terdaftar di atas adalah pemain-pemain yang akan terbang ke Amerika Serikat dan menjalani serangkaian pertandingan uji coba pramusim.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Perlu diketahui bahwa beberapa pemain yang berlaga di Piala Dunia melewati fase grup masih diberikan kesempatan berlibur. Selain itu, ada kabar bahwa beberapa pemain mengalami cidera seperti Michael Carrick, Nick Powell, dan James Wilson. Pemain-pemain lain yang tak dipanggil, kemungkinan memang kurang memenuhi standard Louis van Gaal. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di posisi penjaga gawang, ada empat pemain yang bergabung ke AS. De Gea, Lindegaard, Amos, dan Johnstone nampaknya harus berbagi kesempatan karena United hanya akan bermain empat kali di tur AS. Menarik menunggu seberapa besar kesempatan 'pemanasan' bagi masing-masing penjaga gawang ini.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Evans, Jones, dan Smalling akan mendapatkan waktu yang cukup untuk membuktikan seberapa mampu mereka menjadi pilar bertahan utama United, dan meyakinkan van Gaal bahwa United tak memerlukan bek tengah baru. Sementara itu, Michael Keane akan berharap dirinya tak hanya dibawa ke tur untuk basa-basi namun kemudian dipinjamkan. Untuk itu, ia perlu tampil layaknya seseorang yang siap naik tingkat ke tim senior.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pos <i>fullback </i>cukup menarik karena ada tiga bek kiri yang dibawa, sementara bek kanan yang dibawa hanya Rafael. Kemungkinan, Smalling atau Jones akan menjadi <i>back-up </i>di posisi ini. Entah akan seperti apa pembagian kesempatan bagi para bek kiri, yang jelas Tyler Blackett dan Reece James harus serius cari perhatian van Gaal, siapa tahu Evra jadi hengkang. Di antara keduanya, James disebut-sebut lebih baik, tetapi perlu kerja keras untuk membuktikan bahwa ia sanggup menjadi deputi Shaw, tanpa perlu pembelian baru.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i></i><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hanya ada tiga gelandang tengah yang dibawa van Gaal, yang akan dirotasi sambil menunggu bergabungnya Fellaini yang diberi kesempatan berlibur ekstra. Anderson yang tak dibawa, seperti yang saya katakan di atas, nampaknya termasuk nama yang tak memenuhi standard van Gaal, atau memang sudah akan dilego.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di posisi sayap, dipanggilnya Zaha mengindikasikan masih adanya kesempatan untuknya. Young, Nani, dan Valencia akan berusaha keras karena nampaknya tidak banyak di antara mereka yang akan bertahan hingga musim depan. Jesse Lingard maupun Shinji Kagawa yang dapat dimainkan sebagai <i>winger </i>pun tidak menutup kemungkinan akan dimainkan di posisi ini. King Bebe yang tak dipanggil belum jelas kabarnya, meski ada isu ia akan segera bergabung dengan Benfica.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Juan Mata, Shinji Kagawa, dan Jesse Lingard akan berebut posisi gelandang serang, sementara Wayne Rooney - saya harap - tak akan merecoki keharmonisan ketiga pemain kreatif ini. Rooney tak akan pernah cukup baik untuk bermain sebagai gelandang serang. Sementara itu, meski Ander Herrera banyak bermain di posisi ini, agaknya sulit membayangkan United memainkan hanya dua gelandang tengah kelas dua mereka - Fletcher dan Cleverley.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pemanggilan Will Keane yang kurang impresif dalam masa pinjamannya musim lalu nampaknya dikarenakan oleh krisis lini depan. Hanya Rooney dan Welbeck yang siap untuk pramusim, sementara James Wilson dikabarkan cidera. Angelo Henriquez pun dikabarkan mengalami cidera, meski kemungkinan lain adalah ia akan dipinjamkan. Rasanya alasan ini dapat diterima karena agak mengherankan jika Will Keane lebih diutamakan ketimbang Henriquez dan Wilson.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beberapa pemain seperti Guillermo Varela, Saidy Janko, Andreas Pereira, hingga Tom Lawrence nampaknya akan menemani tim U-21 United yang juga akan menjalani persiapan pra-musim mereka sendiri. Ini juga adalah indikasi bahwa mereka belum cukup mumpuni bagi van Gaal.</span><br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-90038752837793209752014-06-28T22:58:00.001+07:002014-06-28T22:58:27.566+07:00Babak Grup Piala Dunia 2014, Kisah Manis dan Tragis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW3B8DkOs3vMHjFBaYX6vS5TEfNfJmQIIzaj2eHWTF_RWO833RqMbel5d-hl-Eus0JKY8MMRCKnO-NmAkQPVRJ569HOqQ0PTd-eZuh22cQ8vNrxBEDP7JsKhDI7wNiIsjBBPpo4-On62Oj/s1600/Brazil-World-Cup-2014.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW3B8DkOs3vMHjFBaYX6vS5TEfNfJmQIIzaj2eHWTF_RWO833RqMbel5d-hl-Eus0JKY8MMRCKnO-NmAkQPVRJ569HOqQ0PTd-eZuh22cQ8vNrxBEDP7JsKhDI7wNiIsjBBPpo4-On62Oj/s1600/Brazil-World-Cup-2014.jpg" height="360" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sungguh menyenangkan menyaksikan tayangan Piala Dunia 2014<i>. </i>Piala Dunia kali ini harus diakui tidak membosankan seperti yang awalnya saya duga. Banyaknya kejutan yang terjadi di babak grup sudah membuktikan bahwa tidak sia-sia kita tetap terjaga pada pukul 2 dini hari.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tuan rumah Brazil seolah mengatakan bahwa mereka masih butuh waktu untuk persiapan. Mereka belum tampil cukup impresif untuk dapat disebut calon juara. Jika tidak ingin tragedi Maracana terjadi kembali, sebaiknya Fred, Hulk, dan pemain-pemain lain segera meringankan beban Neymar yang sudah lebih berat dari kemalasan seorang <i>procrastinator</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Meksiko berhak tersenyum karena mereka tidak hanya lolos ke babak 16 besar, namun pelatih mereka, Miguel Herrera, menjadi sasaran <i>meme </i>di internet yang sangat nge-<i>hits</i>. Ini adalah pencapaian yang lebih besar dari menyelundupkan narkoba ke Amerika Serikat.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOEDuX7FlJMT5kHLP_osRcfGv0EeOTdYMoxCN1d1rYJBxtYl_BwmSpssH1g6nozAtkMtV1VdzkMh42qY9eL4iXJ0FKdM2w3RbdgS352pKm0W_ghjP7w2Kzmk7duQaD4avQZQyRGKj-wOoJ/s1600/52840f90a3c41_577_337.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOEDuX7FlJMT5kHLP_osRcfGv0EeOTdYMoxCN1d1rYJBxtYl_BwmSpssH1g6nozAtkMtV1VdzkMh42qY9eL4iXJ0FKdM2w3RbdgS352pKm0W_ghjP7w2Kzmk7duQaD4avQZQyRGKj-wOoJ/s1600/52840f90a3c41_577_337.jpg" /></a></span></div>
<br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Belanda yang membawa banyak pemain tak berpengalaman justru bersinar lebih terang dibanding Spanyol. Ya, Spanyol seperti bergurau karena membawa satu striker yang tak pernah tampil bersinar bersama negaranya dan satu striker yang namanya lebih dikenal sebagai lelucon di depan gawang. Anda tahu siapa. Kemenangan 5-1 Belanda atas Spanyol adalah penanda harus segera dilakukannya regenerasi bagi Spanyol.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Chile muncul sebagai kuda hitam yang digemari banyak orang. Turut serta dalam pembasmian Iker Casillas dkk., Chile perlu diwaspadai karena semangat mereka sulit dihentikan. Sementara itu, sesama tim Amerika, Kolombia dan Kosta Rika menjelma menjadi tim favorit kedua semua orang. Datang sebagai <i>underdog</i>, keduanya justru berhasil menjadi juara grup. Kolombia mungkin sedikit beruntung berada di grup enteng, tetapi tak seorangpun menganggap mereka akan tampil sebaik ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tim-tim Asia mempunyai waktu empat tahun untuk merenung, setelah kiprah yang mengenaskan di Piala Dunia edisi kali ini. Jepang yang dianggap kuda hitam Asia malah tampil seperti anak SMA yang mau <i>nembak</i>, malu-malu. Setelah gol pertama mereka yang dicetak Keisuke Honda, Jepang seperti kehilangan tujuan mereka, dan hanya meraih satu poin.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Australia dan Iran masih lebih baik, padahal mereka berada di grup yang jauh lebih mengerikan. Korea Selatan sama mengecewakannya dengan Jepang, meski dianggap akan mampu bersaing dengan Rusia menempati urutan kedua grup, mereka gagal total.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4kXdJjz-8TfftDgUwEbRPM0ywsMx7Ukguiob4l_lGy0g1qqJ86-AWPF-As4yb8foY5sx0fw4YcnQpCb_KkdB221U69VkHO0pGDuW4vrhdJYv2qkverLTz_niDeHinTPSjYlRgiRhAPZBs/s1600/8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4kXdJjz-8TfftDgUwEbRPM0ywsMx7Ukguiob4l_lGy0g1qqJ86-AWPF-As4yb8foY5sx0fw4YcnQpCb_KkdB221U69VkHO0pGDuW4vrhdJYv2qkverLTz_niDeHinTPSjYlRgiRhAPZBs/s1600/8.jpg" height="324" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Afrika masih mampu bernafas karena mengirimkan dua wakil di babak 16 besar, Nigeria dan Aljazair. Kegagalan konyol Pantai Gading setelah kemenangan heroik di laga perdana atas Jepang dan Kamerun yang butuh regenerasi hanyalah dua dari tiga tim yang gagal di babak penyisihan. Ghana yang di Piala Dunia edisi sebelumnya melangkah dengan gagah hanya menyisakan satu kenangan manis : menggagalkan Cristiano Ronaldo dkk. melangkah lebih jauh di Brazil.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lolosnya Yunani menjadi pertanda besar bahwa tim yang tidak bermain sepakbola pun bisa melaju jauh dengan keberuntungan yang luar biasa. Mengingatkan kita pada Euro 2004, ketika tim butut ini berhasil menjadi juara.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Timnas Inggris berhasil menunjukkan bahwa mereka memang tidak pantas disebut tim unggulan. Bermain dengan duet Gary Cahill dan Phil Jagielka, tak ada yang patut ditakutkan dari tim semenjana ini. Kesalahan taktikal Roy Hodgson juga semakin menekankan betapa mediokernya keseluruhan tim ini.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di saat bersamaan, Italia harus berpamitan dengan angan-angan Piala Dunia mereka setelah disingkirkan Uruguay. Uruguay sendiri harus kehilangan pemain terbaiknya, Luis Suarez, karena peristiwa gigitan konyol. Saya harus mengangkat topi untuk Suarez karena masih gigih memberikan pembelaan bahwa dirinya hanya kehilangan keseimbangan dan terpaksa menancapkan gigi di bahu Chiellini. Adakah alasan yang lebih konyol dari itu?</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo65KmXLkFSxk0e9a_ifaTgSaQSnFwa8Yw8P12sPqDRd4-mxUlVQFZioSMUaHpZ2U1ikH23HSOocqkTPruWEGu9l7PFduF_rmaFASbFp3HMzxIA9mjEx1QQwW9yN-TFSA0c5ksI3-qhJJV/s1600/portal-chiellini_2953707b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo65KmXLkFSxk0e9a_ifaTgSaQSnFwa8Yw8P12sPqDRd4-mxUlVQFZioSMUaHpZ2U1ikH23HSOocqkTPruWEGu9l7PFduF_rmaFASbFp3HMzxIA9mjEx1QQwW9yN-TFSA0c5ksI3-qhJJV/s1600/portal-chiellini_2953707b.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Perancis yang tak terlalu diunggulkan meski skuatnya banyak pemain unggulan masih belum menunjukkan performa sempurna. Kemenangan banyak mereka raih melalui kesalahan lawan, dan kebetulan lawan segrup mereka tak kuat-kuat amat.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Argentina beruntung mereka memiliki kehendak Tuhan di kaki seorang Lionel Messi. Ketika mereka <i>stuck </i>di laga kedua kontra Iran, Messi yang sedari awal tidak mau capek-capek akhirnya turun tangan dan menyumbangkan gol kemenangan. Bosnia & Herzegovina dipastikan akan mengalami trauma terhadap sesosok manusia yang mengalungi peluit dan ikut berlari-lari di lapangan : wasit. Keputusan-keputusan wasit yang dianggap merugikan Bosnia & Herzegovina akhirnya menggagalkan mereka meraih posisi kedua klasemen.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Grup G yang terdiri dari Jerman, Amerika Serikat, Portugal, dan Ghana adalah grup yang paling sulit ditebak. Meski pada akhirnya Jerman yang menempati urutan pertama dengan Thomas Mueller-nya yang trengginas, Amerika Serikat, Portugal, dan Ghana harus menunggu hingga laga terakhir untuk lolos.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada akhirnya, Cristiano Ronaldo yang datang ke Brazil dalam kondisi tidak fit 100% hanya mampu mencetak satu gol untuk Portugal. Saya yakin Ronaldo saat ini menyesal terlahir di generasi Portugal yang sangat buruk. Amerika Serikat sukses membawa sepakbola ke <i>level</i> yang lebih tinggi bagi penduduknya, setelah selama ini kalah oleh <i>baseball </i>dan <i>American football</i>. Terbukti dengan banyaknya <i>tweet </i>Rihanna sedang menyaksikan Piala Dunia.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhEBdhjKHxRa3ek7FJvRQ3Vwgf2Wmm7khNmQSzSalfCDKkHznH4mtR-JYQ_Q0aUBYP8P25Nu90Oe8KjJEOEZeLxSOJFNZ7noJUST5e7dka404UnSkW5m1fJsEZuBisfCXzp8dmcIoar2We/s1600/url.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhEBdhjKHxRa3ek7FJvRQ3Vwgf2Wmm7khNmQSzSalfCDKkHznH4mtR-JYQ_Q0aUBYP8P25Nu90Oe8KjJEOEZeLxSOJFNZ7noJUST5e7dka404UnSkW5m1fJsEZuBisfCXzp8dmcIoar2We/s1600/url.jpg" height="422" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Belgia yang dianggap sebagai kuda hitam pada turnamen ini dan membawa skuat penuh talenta yang bertebaran di seluruh Eropa justru menampilkan sepakbola yang membosankan. Eden Hazard dkk. terlalu sering 'telat panas' dalam ketiga laga mereka. Meski akhirnya lolos ke babak 16 besar, Belgia jauh dari kata impresif.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejauh ini, Piala Dunia sangat menghibur. Kisah-kisah menarik telah setidaknya menutupi kenyataan bahwa sebelum Piala Dunia dimulai, rakyat Brazil masih melakukan protes atas diadakannya ajang ini di negara mereka. Tentu hal ini perlu lebih diperhatikan kedepannya, agar yang kita saksikan tidak hanya hal-hal tragis dan manis mengenai sepakbola, sementara keadaan Brazil sebagai sebuah negara masih lebih tragis daripada kisah-kisah sepakbola di Piala Dunia.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-12261347062304260342014-05-27T10:07:00.000+07:002014-05-27T10:07:32.748+07:00#OOT Steven Gerrard Si Pria Malang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrUl_A-9LD3-PFTP0aT4YA2Nma0-Onv66hJZRsyMGRFGSj8UkrXKsNdq87fyK-6fS-1jlV6x2R5ncVzxCX9y6DFM_xKPnRKd2zKqHhoSXAO5Cm5LQMLbH_34XiaTl3gB6rX4HAHkFQpu5r/s1600/Steven-Gerrard-Liverpool.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrUl_A-9LD3-PFTP0aT4YA2Nma0-Onv66hJZRsyMGRFGSj8UkrXKsNdq87fyK-6fS-1jlV6x2R5ncVzxCX9y6DFM_xKPnRKd2zKqHhoSXAO5Cm5LQMLbH_34XiaTl3gB6rX4HAHkFQpu5r/s1600/Steven-Gerrard-Liverpool.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak semua pesepakbola hebat cukup beruntung untuk meraih medali yang paling mereka inginkan, dan tidak semua pesepakbola yang mampu meraih medali yang mereka inginkan pantas disebut pesepakbola hebat. Tanyakan saja kepada Steven Gerrard.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sungguh memilukan harus kehilangan kesempatan meraih sesuatu yang sangat ingin Anda raih, apalagi jika penyebab kehilangan tersebut salah satunya adalah kesalahan Anda. Steven Gerrard tahu betul betapa pilunya. Pria kelahiran Huyton - sebuah kawasan <i>urban </i>di Merseyside - adalah salah satu faktor penyebab gagalnya Liverpool meraih gelar liga pertamanya sejak berformat Premier League.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memang, bukan berarti ia faktor utama. Suntikan beban berat yang datang tiba-tiba membuat Liverpool tak karuan (<i>FYI,</i> Liverpool masih berkutat di peringkat 4 sampai <i>gameweek </i>27, dan baru mencapai <i>top of the league </i>secara <i>clear </i>pada <i>gameweek </i>32). Mereka berhasil menahan berbagai <i>pressure </i>selama empat pekan, tetapi tim yang musim lalu menempati peringkat tujuh itu tak mampu menunjukkan bahwa mereka siap juara.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Namanya baru pertama kali berdiri di puncak, Liverpool kedinginan dan akhirnya turun juga. Mental berbicara kembali. City yang dipegang oleh Manuel Pellegrini - meski belum pernah meraih trofi di Eropa - setidaknya bisa berbicara lebih dalam hal kejar-kejaran gelar. Pemain-pemain City yang saat ini tak berbeda jauh dengan peraih gelar EPL dua musim lalu. Mereka lebih kebal dinginnya udara puncak.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada laga yang sangat menentukan akhir kisah Barclays Premier League 2013-2014, tepatnya pada 27 April 2014 lalu, Steven Gerrard membuat sebuah kesalahan fatal yang membuat Chelsea mampu mengungguli Liverpool di Anfield. Sebuah tragedi bagi kapten Liverpool sejak 2003 tersebut. Terpeleset sekaligus menjadi penyebab terjadinya gol di partai biasa saja akan membuat Anda ditertawakan di internet berhari-hari, apalagi jika terjadi di partai yang amat penting.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">'Captain Fantastic' menanggung beban yang sangat luar biasa ketimbang rekan-rekannya. Bayangkan saja, dari 16 tahun karir sepakbolanya, ia selalu menjadi bahan olok-olok <i>fans </i>Manchester United. "<i>This is our year</i>" adalah kalimat yang hampir setiap tahun ia ucapkan, baik secara langsung maupun tidak. Giliran ia benar-benar mendapat kesempatan menjadikan tahun ini 'tahunnya', ia gagal mengeksekusi dengan sempurna.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gerrard adalah atlet yang luar biasa, dan pesepakbola yang hebat. Kalau definisi 'pantas' dalam hal meraih medali Premier League adalah pemain yang punya kualitas dan konsistensi, maka Gerrard jelas memenuhi persyaratan tersebut. Sayangnya, kenyataannya hanya mereka yang timnya menjuarai liga sekaligus telah bermain sebanyak sepuluh kali atau mendapat dispensasi dalam satu musim lah yang berhak menambah koleksi medali mereka.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sang pria 33 tahun adalah kebanggaan tim Merseyside Merah. Ia sangat loyal. Meski sempat menyatakan tak tahan berada di <i>The Reds</i>, ia pada akhirnya tak jadi ke mana-mana. Layaknya pesepakbola lulusan akademi yang sudah tak peduli dengan tawaran uang maupun trofi klub lain, ia bertahan. Itulah Steven Gerrard. Meski kenyataannya ia sangat ingin pamer kepada teman-teman masa kecilnya yang mendukung Everton, ia tak bisa. Ia sama saja, tak pernah memenangi gelar liga. Nyatanya, menjadi loyal tidak membawa Anda medali yang paling Anda inginkan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gerrard bisa saja berdalih bahwa ia telah mendulang trofi FA Cup, League Cup, UEFA Cup, hingga Champions League, tetapi kita tahu bahwa tanpa gelar Premier League tetap saja rasanya hampa, terutama karena Gerrard adalah orang Inggris. Ia ingin merajai Inggris.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gerrard adalah pria malang. Ketika mantan rekan setimnya, Michael Owen, yang sudah pensiun saja memiliki medali Premier League, ia tidak. Ketika Wayne Rooney, pemain yang jauh dari kata loyal, memiliki lima medali Premier League, ia tidak. Ketika puluhan pemain medioker lain sudah mengoleksi lebih dari satu medali Premier League, ia tidak. Ia jelas lebih bisa disebut malang ketimbang rendah hati.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagai seorang penggemar Manchester United, agak tidak wajar rasanya bila saya membela Gerrard. Tetapi, saya ingin bersimpati kepadanya sebagai seorang manusia. Lewat tulisan ini, saya ingin mendukung Steven Gerrard untuk terus mengejar mimpinya. Kalau bisa jangan bangun, karena ketika ia terbangun dan menyadari di lemarinya belum ada medali Premier League, saya tak tahu apa yang akan terjadi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Santai, Steven. Seperti judul <i>anthem </i>Liverpool, <i>you'll never walk alone</i>. <i>You can walk with me</i>, jumlah medali Premier League yang pernah kita raih sama kok. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-76969752781686699722014-05-05T15:53:00.000+07:002014-05-05T16:11:42.699+07:00Ashley Young dan Teman-Temannya yang Dibayar Terlalu Mahal<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeuLhx2FpW5upyrkP3IoPGaaZgWe5Sd4G2TXgYXMwrgaM6DTmfR1rqmplbfi7D3A2Crao9jNAkw45RDiD0XZtNUnOaiuvv-Xi-LjJWaNPvsckadhxwFPAIkw9NKWvIGjdR2v1m8FOfpExm/s1600/487977587.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeuLhx2FpW5upyrkP3IoPGaaZgWe5Sd4G2TXgYXMwrgaM6DTmfR1rqmplbfi7D3A2Crao9jNAkw45RDiD0XZtNUnOaiuvv-Xi-LjJWaNPvsckadhxwFPAIkw9NKWvIGjdR2v1m8FOfpExm/s1600/487977587.jpg" height="442" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Gambar : Getty Images</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ashley Young adalah seorang pesepakbola, begitu pula dengan kesepuluh rekannya yang bermain membawa nama Manchester United pada Sabtu (03/05) lalu menghadapi Sunderland. Mereka ditugaskan bermain sepakbola dengan benar, dan meraih kemenangan atas tim-kecil-yang-memang-kadang-mampu-menggigit. Arenanya? Old Trafford, kandang sang macan yang kukunya tidak kunjung menajam setelah patah di awal musim.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya menunggu dengan tidak begitu antusias, tetapi tetap berharap bahwa Sir Ryan Giggs yang katanya punya potensial itu mampu memberikan sesuatu yang 'berbeda' dari si lelucon internasional, David Moyes. Dengan <i>debut </i>yang impresif minggu sebelumnya, tentu banyak <i>glory hunter </i>yang langsung kepincut.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Melihat <i>line-up</i>, saya berprasangka bahwa Ryan Giggs memiliki tendensi untuk memainkan sepuluh pemain saja. Di pertandingan sebelumnya, si pria Wales memutuskan bahwa ia ingin melihat Tom Cleverley berekreasi di lapangan. Di pertandingan kontra Sunderland, giliran Ashley Young yang diberi kesempatan tersebut.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Siapa pun dapat menebak permainan macam apa yang akan disuguhkan tim yang mengandalkan duet Phil Jones dan Ashley Young di sisi kanan, dan Patrice Evra serta Nani di sisi kiri. Man United terlalu percaya diri dengan membangun serangan lewat kedua sisi lapangan, padahal ada <i>playmaker </i>kelas dunia di tengah lapangan, Juan Mata.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ditambah lagi, nyatanya Ashley Young bermain jauh lebih buruk dari akting figuran sinetron-sinetron Indonesia. Lebih parah dari ekspektasi saya karena saya kira, seburuk-buruknya Young, ia tak mungkin lebih buruk dari selera berpakaian formal Lionel Messi.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFd7zWBRwlvIY9PSIhK7kQrE3UrE20iTAL50PFPBkOeL1AopY14EYo4F9g0Nlq-0cmu6wob2Kp07IBMTEbO9BXfQUu31B9jE0TBl2v_pn2-csb1ntmv3C5NBp2dZS_Fmjrq6fwTdrC2Sic/s1600/370882_17211_1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFd7zWBRwlvIY9PSIhK7kQrE3UrE20iTAL50PFPBkOeL1AopY14EYo4F9g0Nlq-0cmu6wob2Kp07IBMTEbO9BXfQUu31B9jE0TBl2v_pn2-csb1ntmv3C5NBp2dZS_Fmjrq6fwTdrC2Sic/s1600/370882_17211_1.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Satu-satunya alasan manusia kelahiran Stevenage, Inggris ini masih berkeliaran mengenakan seragam Manchester United adalah karena publik akan merasa tidak adil jika United memberi kesempatan bagi Bebe untuk tinggal, sementara pemain asli Britania Raya seperti Young dilepas. Jujur, saya akan lebih memilih Bebe karena meskipun ia sangat buruk dalam bermain sepakbola, Young jauh lebih mengecewakan. Tingkat ekspektasi untuk keduanya berbeda.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ashley Young adalah bukti sahih bahwa pemain Inggris kerap <i>overpriced</i> atau dinilai terlalu mahal. Ingat ketika James Milner diboyong Manchester City dengan harga melebihi 20 juta pounds? Itu tak sebanding dengan harga Ashley Young - yang jauh lebih inferior dibanding Milner - yang dikabarkan mencapai 15 hingga 20 juta pounds. Jika Milner menggambarkan bagaimana atlet dan <i>gentleman </i>sejati dengan segala minatnya terhadap <i>fitness</i>, Young justru menggambarkan seorang kurus kering yang gemar mencoreng sportivitas dengan melakukan <i>diving</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Penampilan buruknya tidak menggambarkan jumlah gaji yang ia terima per minggu - 118 ribu pounds. Tak berbeda dengan beberapa rekannya yang juga sangat <i>underperform</i>. Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic yang jelas-jelas tak mampu bermain bersama lagi masing-masing digaji 100 ribu dan 120 ribu pounds per pekan. Patrice Evra dan Luis Nani yang akan segera dibukakan pintu keluar bergaji 90 ribu pounds per pekan. Michael Carrick dan Darren Fletcher yang sama-sama bermain berantakan kontra Sunderland kemarin dibayar 80 ribu pounds per pekan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jelas-jelas jumlah gaji di atas tidak menggambarkan kontribusi mereka kepada tim. Saya tak melihat motivasi apa pun bagi mereka ketika bermain dengan lambang Setan Merah di dada. Mungkin kecuali Michael Carrick dan Darren Fletcher, pemain-pemain yang saya sebutkan tadi seharusnya sudah tidak lagi bermain untuk Manchester United.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Label senior mereka hanya membuat mereka terlalu banyak bersantai. Mereka seperti anggota DPR yang berada di akhir masa jabatan, dan merasa tak berkepentingan lagi sehingga tak mencapai target yang mereka buat sendiri. Kalau saja bisa, saya ingin sekali memotong gaji mereka, dan menggunakannya untuk membayar seorang ahli <i>fashion</i> untuk mengajari Lionel Messi cara tidak terlihat katrok di acara formal. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-2538181907452100442014-04-19T16:24:00.000+07:002014-04-19T16:24:02.895+07:00#OOT Prediksi Juara Barclays Premier League<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbEHCMrjp4YGgD4lPPAwiP57q6QvleyRsrnttSOfc5MCpsOMpE05gcErlj5izzO85CufYyGG5Iy4Q2iR1JHP7iYcbtyFl2kZ57ua3XwWvxTvvImwUQq6EctHMu20JQpYhQf4SIUKq3j6cf/s1600/Barclays-Premier-League-Top-4-610x350.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbEHCMrjp4YGgD4lPPAwiP57q6QvleyRsrnttSOfc5MCpsOMpE05gcErlj5izzO85CufYyGG5Iy4Q2iR1JHP7iYcbtyFl2kZ57ua3XwWvxTvvImwUQq6EctHMu20JQpYhQf4SIUKq3j6cf/s1600/Barclays-Premier-League-Top-4-610x350.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memprediksi tim yang akan menjuarai suatu liga atau kompetisi sejak kompetisi tersebut belum dimulai adalah hal yang lumrah dilakukan. Meski sulit, namun kebanyakan orang merasa bahwa prediksi memang seharusnya dilakukan sebelum sesuatu terjadi. Tetapi bukan berarti salah jika melakukan prediksi ketika sesuatu sedang berlangsung, asalkan belum berakhir.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Barclays Premier League menyisakan 4-5 <i>gameweek</i> untuk para pesertanya bersaing meraih tempat terbaik. Yang menarik tentu saja adalah persaingan gelar juara, yang saat ini diperebutkan oleh tiga tim; Liverpool, Chelsea, dan Manchester City.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hingga tulisan ini diturunkan (18/04), Liverpool masih memimpin klasemen dengan 77 poin dari 34 pertandingan. Disusul Chelsea di posisi <i>runner up </i>dengan 75 poin dari 34 pertandingan, dan Manchester City dengan 71 poin dari 33 pertandingan. City yang memiliki <i>advantage </i>satu pertandingan, jika dapat memanfaatkannya, maka setidaknya akan berbeda satu poin di bawah Chelsea.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Melihat sisa 4 pertandingan (5 untuk City) nampaknya laga yang sangat krusial adalah laga antara tim Merseyside Merah menghadapi London Biru yang akan digelar di Anfield. Tantangan City adalah laga <i>away </i>ke Merseyside Biru. Kedua pertandingan ini dapat menentukan gelar juara jatuh ke tangan siapa.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">City yang kehilangan Yaya Toure terlihat tak setajam biasanya. Terbukti, setelah dikalahkan <i>The Reds </i>- julukan Liverpool - di Anfield Stadium, City 'terpeleset' oleh Sunderland di kandang sendiri Rabu (16/04) lalu. Hasil imbang 2-2 mereka raih, padahal mereka memiliki kesempatan menyalip Chelsea dengan <i>advantage </i>dua pertandingan mereka sebelumnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menghadapi West Brom dan Crystal Palace sebelum bertandang ke Goodison Park, nampaknya City tak akan menang mudah. Mental yang sepertinya sudah semakin terpuruk, sulit membayangkan <i>The Citizens</i> menggila seperti biasanya. Meski begitu, kualitas West Brom dan Palace yang terlalu jauh tak membuat mereka dapat diunggulkan pula. Dua laga ini kemungkinan adalah milik City.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>The Blues </i>yang mendapat giliran menghadapi Sunderland tak akan ragu untuk melibas lawannya. Melihat City yang menjauh, mereka akan mencoba memaksimalkan laga liga mereka sebelum bersusah-payah karena berpartisipasi di kompetisi kontinental.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Liverpool pun mendapatkan hoki yang besar karena 'hanya' harus menghadapi Norwich City, yang tengah krisis kepercayaan diri setelah tiga kekalahan beruntun di BPL. Seharusnya, jika tak ada halangan berarti, Liverpool dapat melibas <i>The Canaries</i> dan kembali melebarkan jarak.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>Match </i>di Anfield, seperti yang saya sebutkan tadi, akan menjadi krusial. Liverpool ingin memperlebar jarak, sementar Chelsea tak ingin melewatkan kans juara liga sekaligus tetap bertahan di ajang Uefa Champions League. Meski tetap akan berlangsung sengit, rasanya Liverpool berada di atas angin. Chelsea akan membagi skuat mereka untuk BPL dan UCL, yang otomatis membuat mereka tidak maksimal di pertandingan nanti. Sementara laga digelar di kandang <i>The Reds</i>, rasanya suntikan kepercayaan diri dari Steven Gerrard akan membuat anak asuh Brendan Rodgers semakin tajam, dan laga kemungkinan akan menjadi milik Liverpool.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dengan hasil tadi, Liverpool akan tetap berada di atas, dan bahkan semakin menjauh. Akhirnya hanya tinggal masalah bisa tidaknya mereka meraih hasil maksimal di laga-laga sisanya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sementara itu, <i>The Citizens </i>harus berhadapan dengan Everton. Sekali lagi, tanpa pemain sekaliber Yaya Toure, lini tengah City tak akan seleluasa biasanya. Sulit pula membayangkan Everton kehilangan kesempatan mereka mencapai 4 besar. <i>The Toffees </i>sepertinya akan memegang kendali laga ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu, setelah luntang-lantung bolak-balik Eropa, Chelsea mungkin akan sedikit kesulitan menghadapi dua laga terakhirnya. Diprediksi mereka akan meraih satu poin atas Norwich, setelah hanya menyisakan beberapa pemain inti yang kelelahan setelah rangkaian laga berat. Meski begitu, kemenangan atas Cardiff akan mereka raih, setelah istirahat seminggu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah kalah atas Everton, City mungkin akan kehilangan sedikit momentum. Tetapi itu tak akan menghalangi kemenangan mereka atas Aston Villa dan West Ham. Mereka akan memberi persaingan ketat bagi Chelsea dalam perebutan posisi <i>runner up</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Liverpool sendiri, meninggalkan kedua rivalnya, hanya akan bertemu Newcastle United dan Crystal Palace. Mengikuti tren positifnya, ditambah performa Newcastle United yang seakan lupa bahwa mereka adalah klub sepakbola sejak putaran kedua, Liverpool akan dengan mudah meraih poin penuh di dua laga sisa. Kalaupun mereka terpeleset, saya rasa mereka hanya akan kehilangan 2 poin saja.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Berdasarkan prediksi di atas, maka perolehan poin bagi masing-masing tim adalah 12 poin bagi City, 7 poin bagi Chelsea, dan 10-12 poin bagi Liverpool. Maka, berdasarkan hasil prediksi, Chelsea akan menempati peringkat tiga dengan poin, di atasnya adalah City sebagai <i>runner up </i>dengan 83 poin. Dan terakhir, dengan berat hati, hasil prediksi menunjukkan bahwa pemimpin klasemen akhir adalah Liverpool, dengan 87-89 poin.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Perlu diketahui, prediksi ini didasari oleh logika penulis, melihat kondisi mental dan kualitas tim-tim pesaing gelar juara. Meski hasilnya amat sangat menyedihkan buat penulis sebagai penggemar Manchester United, mau tidak mau harus diakui bahwa prediksi ini sangat mungkin terjadi. Penulis hanya berharap tulisan ini berefek <i>jinx </i>bagi tim yang disebut di dalamnya. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-76773951482134887752014-03-09T21:04:00.000+07:002014-03-09T21:04:04.427+07:00Mencari Kapten Baru Manchester United<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIApY3nEssuUyqXUF-mwBLP-pvm4tR1DqP_rtMArZ_Chmf5lmLrq8UU45WkARIQuQO1-LzDsAxmReIeKx_yO6NqYzib3HiyQd7-f1c-8Raz8F65LbjPFkRMWDLDt_NJX4zXjV3nvTa1PnQ/s1600/vidic-captain.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIApY3nEssuUyqXUF-mwBLP-pvm4tR1DqP_rtMArZ_Chmf5lmLrq8UU45WkARIQuQO1-LzDsAxmReIeKx_yO6NqYzib3HiyQd7-f1c-8Raz8F65LbjPFkRMWDLDt_NJX4zXjV3nvTa1PnQ/s1600/vidic-captain.jpg" height="358" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dengan dipastikannya Nemanja Vidic hengkang dari Manchester United, David Moyes harus kembali memutar otak perihal siapa kapten barunya di musim depan. Vidic telah menjadi kapten United sejak 2011 hingga kini, dan harus diakui, memang selama periode tersebut ia telah membuktikan bahwa ia mumpuni sebagai seorang kapten.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi, di musim ini - yang merupakan musim terakhirnya bersama United - si pria Serbia sepertinya sudah jauh melewati masa keemasannya. Bahkan mungkin, ia sendiri menyadarinya dan melepaskan tahta kepemimpinannya. Maka muncullah 'pe-er' baru untuk David Moyes, yaitu mencari kapten selanjutnya Manchester United. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memilih kapten sebenarnya gampang-gampang susah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, supaya pemain yang terpilih benar-benar berkapasitas seorang <i>leader</i>. Memilih kapten akan mudah jika suatu tim sudah menjalani bermusim-musim dengan beberapa pemain, sehingga dapat terlihat pemain mana yang sanggup menjadi kapten. Namun, akan menjadi sulit jika manajer tim tersebut adalah orang baru. Memilih kapten adalah hal yang <i>tricky</i>. Salah-salah, bisa fatal.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Salah satu hal yang harus dikonsiderasi ketika memilih kapten adalah potensi jumlah penampilan pemain selama semusim. Artinya, jika sang pemain diprediksi akan dan/atau dapat tampil di sebagian besar laga timnya, maka setidaknya ia dapat masuk nominasi.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam hal ini, maka pemain-pemain yang sering mengalami cedera (yang terhitung parah) dan pemain-pemain yang tidak masuk dalam skema utama David Moyes tidak dapat dinominasikan. Anderson, Shinji Kagawa, dan Nani yang jarang sekali tampil tentu tak lolos kualifikasi ini. Sementara van Persie yang rentan cedera perlu diperhatikan kebugarannya jika ingin dijadikan kapten musim depan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Seberapa lama sang pemain berada di tim juga sangat penting. Pemain lama cenderung mengenal klub lebih dalam, dan sudah bersama para pemain lain lebih lama pula. Bahkan, banyak pemain yang jatuh cinta terhadap klub yang telah lama dibela panjinya, sehingga dapat menguntungkan karena jiwa sang pemain sudah 'menyatu' dengan klub.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memang, tak ada salahnya menjadikan pemain yang baru masuk sebagai kapten. Namun, sulit diprediksi apakah si pemain memiliki kepribadian yang sesuai dengan yang diinginkan manajer dan pemain-pemain lain. Butuh kejelian jika ingin melakukan hal ini. Terlihat bagaimana buruknya performa QPR ketika mereka mengangkat Park Ji-Sung yang baru bergabung sebagai kapten. Meski memang performa timnya sedang buruk, Park tak dapat memimpin rekan-rekannya dengan baik, dan akhirnya harus terdegradasi.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lagipula, United jarang mengangkat pemain yang baru sebentar berada di klub menjadi kapten. Vidic menjadi kapten setelah 5 tahun berada di United. Sebelumnya, Gary Neville baru menjadi kapten ketika berusia 30 tahun meski telah menjadi pemain utama sejak usia 19 tahun. Sebelumnya lagi, ada sosok Roy Keane yang sudah membela United selama 4 musim sebelum dijadikan kapten. Oleh karena itu, agak sulit membayangkan Robin van Persie - yang baru 2 musim berada di United - untuk menjadi kapten selanjutnya. Ia memang bekas kapten Arsenal, namun berbeda halnya di United. Ia masih belum cukup ikonik, masih bisa dibilang 'anak baru'.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sementara, kandidat seperti Darren Fletcher, Jonny Evans, atau Ryan Giggs yang sudah ada di United sebelum 2010 tersandung masalah peran mereka dalam skuat Moyes. Tak jelas apakah Fletcher akan menjadi reguler, sementara Evans memiliki banyak pesaing di posisinya. Jarang sekali seorang kapten harus bersaing di posisinya. Ryan Giggs tentu tak akan tampil banyak, bahkan bisa saja sudah tak bermain bola musim depan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah menyaring dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, beberapa pemain kurang lebih dapat dijadikan kandidat kapten baru United untuk musim depan. Meski begitu, beberapa pemain ini masih memiliki kekurangan/ketidakcocokkan masing-masing.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Wayne Rooney</b> - Sudah lama berada di United, ikonik, namun loyalitasnya perlu dipertanyakan setelah 2 kali meminta dilego.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>David De Gea </b>- Musim depan akan menjadi musim keempat De Gea berseragam Setan Merah. Memang, bisa dibilang pilihan yang aneh. Tetapi, ia sudah memasuki usia dewasa sebagai pesepakbola. Ia pun merupakan pilihan nomor satu di bawah mistar United. Sayang, ia nampak belum begitu dipercaya <i>fans </i>lainnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Michael Carrick </b>- Satu lagi kandidat yang mungkin terlihat aneh di mata anda. Tetapi selama 7-8 musim keberadaannya di United, Carrick telah menjadi sosok esensial. Ia pernah mengapteni United, dan ia melakukannya dengan baik. Saya tak meragukannya, meski begitu, belum pasti apakah musim depan ia akan tersingkir oleh adanya gelandang baru, atau kalah saing dengan gelandang-gelandang yang ada di United saat ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Phil Jones </b>- Mungkin tidak musim depan, tetapi ia memiliki potensi besar di masa mendatang. 3-4 musim lagi, jika masih di United, ia dapat menjadi kapten yang hebat.<b> </b> </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dari tulisan-tulisan di atas, nampaknya jelas bahwa memilih kapten itu memusingkan. Apalagi, kita membicarakan klub sebesar United di sini. Tak bisa sembarangan memutuskan, karena imej tim pun akan terpengaruh oleh kaptennya. David Moyes perlu berpikir keras karena kapten United haruslah mampu memimpin rekan-rekannya, menjadi teladan bagi yang lain, dan seorang professional dalam profesinya.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-45934771462803347752014-02-04T20:14:00.001+07:002014-02-04T20:14:36.665+07:00Untuk Apa United Membeli Juan Mata?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3B8YodETqAQPqeqphTT3XGEwaVJcDFhw76dNCttu910pW-sVvosba7qE5-3K2ASiHRb5oUnMSmwCeyPKT8klTv_dh8eQzklFgmelNDC4lRqnY_B_92IwzCe3_LsFEukTyzr4vi6r5Kkjd/s1600/Juan-Mata-en-la-boutique-IWC-con-reloj-Laureus2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3B8YodETqAQPqeqphTT3XGEwaVJcDFhw76dNCttu910pW-sVvosba7qE5-3K2ASiHRb5oUnMSmwCeyPKT8klTv_dh8eQzklFgmelNDC4lRqnY_B_92IwzCe3_LsFEukTyzr4vi6r5Kkjd/s1600/Juan-Mata-en-la-boutique-IWC-con-reloj-Laureus2.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mendapatkan Juan Mata, pemain terbaik Chelsea 2 musim berturut-turut mungkin tadinya adalah suatu harapan yang mustahil dijadikan kenyataan bagi <i>fans </i>Manchester United. Apalagi, ini terjadi di bursa transfer Januari. Jarang sekali United membeli pemain (mahal) pada Januari, dan jarang tim yang berminat menjual salah satu pemain terbaiknya ke klub rival pada bursa transfer musim dingin.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada kenyataannya, pembelian ini terjadi. Pemain asal Spanyol bergabung dengan peraih 20 gelar Liga Inggris yang tengah terseok-seok. Dunia sepakbola pun ramai membicarakan. Atas dasar apa Juan Mata ingin bergabung dengan klub yang hanya bersaing di papan tengah? Bukan, bukan itu pertanyaan paling penting. Buat saya, pertanyaan besarnya adalah, untuk apa United membeli Juan Mata?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagian <i>fans </i>United mungkin tidak peduli. Mereka saja masih mencubit-cubit pipi mereka, belum yakin bahwa transfer Mata sudah menjadi realita. Sebagian lagi terbawa perasaan senang berlebih, tak mau memikirkan susah payah ini itu-nya. Beberapa orang, seperti saya, mencoba mencari tahu apa sebenarnya tujuan utama David Moyes memboyong Mata ke Old Trafford.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Menciptakan Oezil Effect</b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Anda ingat apa yang terjadi di awal musim ini, ketika Arsenal membeli Mesut Oezil? Ya, terjadi sebuah gebrakan moral di kubu Arsenal. <i>Fans </i>dan pemain-pemain Arsenal tiba-tiba terlihat lebih garang dan <i>pede</i>. Setelah itu, hasilnya dapat anda lihat sendiri, Arsenal mampu bersaing dalam perburuan gelar Premier League meski di awal musim dianggap bukan pesaing berat.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hal ini bisa jadi dipertimbangkan oleh David Moyes. Datangnya satu-dua pemain bintang bisa berpengaruh besar terhadap suatu klub. Tentu ceritanya berbeda untuk United. Tak mungkin Moyes masih berharap United bisa memenangkan Premier League. Setidaknya, ia ingin Mata memberikan suntikan <i>confidence </i>ke skuat Setan Merah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Entah sudah berapa kali musim ini saya melihat pemain-pemain United memasang tampang lesu, tak serius, dan tak percaya diri. Hasil buruk demi hasil buruk yang didapat tak hanya mempengaruhi peringkat tim, tetapi juga moral para pemain. Membeli Mata bisa jadi dapat membuat para pemain sadar kembali, bahwa mereka bermain untuk Manchester United, sebuah klub berambisi amat besar. Bukan sekadar pesaing Newcastle United dan Tottenham Hotspur di papan tengah-atas.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Playmaker</b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Shinji Kagawa sejatinya adalah <i>playmaker </i>yang terlalu bagus untuk Manchester United. Ia canggih, saking canggihnya Sir Alex Ferguson tidak mau banyak-banyak menggunakannya. Tetapi setidaknya, Sir Alex masih mengerti bagaimana mengambil manfaat dari si pemain asal Jepang. David Moyes adalah manajer yang katro, ia tak tahu sama sekali bagaimana cara menggunakan pemain secanggih Kagawa. Ia taruh Kagawa di sayap kiri dalam formasi 4-4-2, ia masukkan Kagawa di <i>bench</i>, ia pakai permainan melebar setiap saat.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b> </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Begitu pria Skotlandia mengetahui Jose Mourinho bersedia melepas Mata, ia tahu ia harus mendapatkannya. Berbeda dengan Kagawa, Mata hanyalah versi modern dari <i>playmaker-playmaker </i>pada umumnya. Kalau Kagawa adalah komputer berteknologi tinggi yang hanya bisa dikendalikan ahli IT, Mata adalah komputer versi baru yang mudah dan nyaman untuk digunakan. Tak perlu membaca buku petunjuk penggunaan pun, orang awam bisa menggunakannya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b></b><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maka dari itu, David Moyes yang katro langsung tertarik untuk membelinya. Meski bukannya tak mungkin ia hanya menggunakan fitur <i>Microsoft Word</i>, kalkulator, atau game <i>Minesweeper</i>. Yang jelas, ia dapat mengoperasikannya. Ya, meski timnya tetap bermain dengan <i>long pass</i>, <i>crossing</i> tak karuan dari sayap dan sebagainya, Moyes hanya berharap sang mantan pemain Valencia dapat memberi sentuhan magisnya<i> </i>dan mengambil peran <i>playmaker </i>United yang sudah lama tak diisi pemain yang tepat.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Mumpung Ada</b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ini adalah salah satu alasan yang sangat memungkinkan. "Mumpung ada." Memang terdengar konyol, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Siapa tahu Moyes meyakinkan Ed Woodward dengan kata-kata ini? "Ambillah, Ed, mumpung ada. Lagipula kapan lagi kamu mendapat kesempatan untuk dipercaya <i>fans</i>? Dulu kamu gagal dapatkan Thiago dan Cesc. Sekarang, ambillah. Mumpung ada."</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jika mengambil dari segi taktik, memang tak terlihat kecocokan Juan Mata dengan strategi David Moyes. Moyes yang biasa memakai formasi 4-4-2, apakah bisa begitu saja mengganti kebiasaannya untuk Juan Mata? Entah. Tetapi dengan banderol 37 juta poundsterling, jelas Moyes tidak akan menyia-nyiakan Mata dengan sengaja.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Masih perlu ditunggu bagaimana Moyes akan bereaksi terhadap datangnya Mata dalam segi taktik. Yang jelas, taktik bukan alasan Mata diboyong ke Old Trafford. Jika Moyes butuh orang untuk menjalankan strateginya, mengapa tak membeli bek kiri baru dan pemain sayap yang bisa <i>crossing </i>saja?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maka dari itu saya tak yakin Moyes beralasan bahwa Mata adalah potongan <i>puzzle </i>yang ia butuhkan untuk menyempurnakan taktiknya selama ini. Di sisi lain, ia direkrut mumpung sedang <i>available</i>, dan diharapkan mampu memberikan 'Oezil effect', dan menjadi <i>playmaker </i>yang tepat dan dapat dimengerti Moyes.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jadi kalau teman anda bertanya, "Untuk apa United membeli Juan Mata?" anda setidaknya sudah mempunyai gambaran untuk menjawab. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-77518796972159511222014-01-09T19:25:00.000+07:002014-01-12T14:08:39.358+07:00Tom Cleverley Tak Seburuk yang Dibicarakan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZsHzxu-kmTOpe0lsLsmvhRMULO_UwRJ7NrJW7d99WO3ANuFUqQmoUHEMjlO6C_TfwKwD9DkHInsWnm5yg3rEP5t3YWans1Lp-Lm6Hxz-8IurwesCx2oZ2EhcfBhXQ9RduzcYlD7tuVYVJ/s1600/26577429.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZsHzxu-kmTOpe0lsLsmvhRMULO_UwRJ7NrJW7d99WO3ANuFUqQmoUHEMjlO6C_TfwKwD9DkHInsWnm5yg3rEP5t3YWans1Lp-Lm6Hxz-8IurwesCx2oZ2EhcfBhXQ9RduzcYlD7tuVYVJ/s1600/26577429.jpg" height="472" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya sebenarnya merasa sakit hati ketika melihat Tom Cleverley dipermainkan sebagai <i>meme </i>di dunia maya. Sebagai penggemar klub sepakbola manapun, tentu wajar merasa perlu membela pemain lulusan akademi, karena mereka bukan hanya aset bagi tim, namun bisa juga menjadi 'alat pamer' bagi suporter.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak dengan Tom Cleverley. Saya perhatikan, sudah lumayan banyak <i>fans </i>Man United yang tidak menyukai atau tidak menginginkan pria 24 tahun ini. Ia dianggap pemain yang terlalu medioker di United, bukanlah aset, dan tidak dapat pula dipamerkan ke <i>fans </i>tim lain. Sungguh sayang, karena kelompok penggemar United yang seperti ini juga mereka yang dahulu ingin membuang Danny Welbeck.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejak menembus tim utama United pada 2011, Cleverley memang mengalami pasang surut dalam karirnya. Jika musim lalu ia tampil angin-anginan namun masih dapat membantu United memenangi gelar Premier League, nampaknya musim ini adalah musim terburuknya. Tak hanya ia gagal tampil layak, United juga terus terpuruk.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jujur, saya dikecewakan oleh Cleverley. Ia tampak persis seperti Moyes - kelabakan - sepanjang musim 2013-2014. Hanya ada 2-3 pertandingan yang berhasil dijalaninya dengan baik. Sisanya, ia seperti tak ada di lapangan. Bahkan kalau ditengok secara statistik pun, ia tak ubahnya pemain-pemain dari tim seperti West Ham United, Cardiff City, atau Aston Villa. Tak menonjol.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Namun, percayalah, kekasih Georgina Dorsett sebenarnya tak seburuk itu. Ia mengalami hal yang juga kerap dialami pesepakbola pada umumnya, yaitu musim yang buruk. Ia memang sedang tak bisa tampil impresif, persis seperti keseluruhan Man United. Dan memang seperti itulah karakteristik Cleverley.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Cleverley adalah pemain yang bisa tampil baik ketika timnya juga tampil baik. Ia bukan <i>game-changer </i>seperti Aaron Ramsey, ataupun talenta-Inggris-sesungguhnya bagai Jack Wilshere (yeah, Jack Wilshere FTW!). Ia juga bukan maestro lini tengah yang membangun serangan dengan tajam seperti Mesut Oezil. Ia hanya seorang Tom Cleverley, sesimpel itu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sial buat Cleverley, karena setelah kemunculannya yang impresif orang-orang menaruh harapan tinggi kepadanya. Penerus Paul Scholes lah, masa depan lini tengah timnas Inggris setelah Lampard-Gerrard lah, dan sebagainya dan sebagainya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pemegang 13 <i>caps </i>internasional untuk timnas Inggris ini jelas bukan seorang 'Paul Scholes <i>in the making</i>'. Ia tidak memiliki sifat ofensif Scholes, <i>passing </i>sebaik Scholes, visi yang mumpuni, dan kelebihan-kelebihan si pria 39 tahun lainnya. Sebaliknya, ia dapat melakukan <i>tackling </i>yang lebih baik dari Scholes seumur hidupnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Cleverley bukan Anderson yang berikutnya, setidaknya sejauh yang saya lihat. Cleverley nampak tidak memiliki masalah dengan kebiasaan makannya. Ia sedikit lebih konsisten dari Anderson, dan staminanya bisa tahan 90 menit. Ia memang tak memiliki talenta <i>dribbling </i>layaknya Anderson muda, namun hal-hal lainnya superior atas sang gelandang asal Brazil.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebenarnya, tak perlu repot berpikir tentang betapa 'cupu'-nya Cleverley jika dibandingkan dengan pemain-pemain muda Inggris lain. Toh Cleverley memang tak memiliki bakat seperti mereka. Seperti yang saya katakan tadi, ia hanya ketiban sial karena ekspektasi yang membumbung terlalu tinggi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya pernah membaca sebuah artikel yang saya sependapat, mengenai Cleverley. Sang penulis artikel tersebut menekankan bahwa Cleverley adalah '<i>Jack of all trades, master of none</i>'. Ya, Cleverley boleh jadi bagus dalam <i>passing, </i>memberikan energi, dan hal-hal lainnya. Namun ia memiliki batasan. Ia bukan seorang yang ulung di satupun atributnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>Passing</i>-nya hanya sebatas 'bagus', tak seperti Steven Gerrard. Ia tak menawarkan energi sehebat Ross Barkley. Ia bukan pencetak gol ulung dari lini tengah seperti Frank Lampard. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu, apa bagusnya? Cleverley tak sempurna ini-itu, lalu kenapa? Apa ia harus sempurna? Itu yang seharusnya dipertanyakan. Cleverley tidak patut disalahkan atas kemampuannya. Ia tak seharusnya dijadikan bahan olokan atas hal yang tak dilakukannya. United yang salah, karena membuat Cleverley terlihat payah. United yang salah, karena Cleverley seharusnya tak seburuk itu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Cleverley bisa bermain bagus dan rapi. Ia pun beberapa kali menunjukkan bahwa ia cukup handal menjadi <i>partner </i>Michael Carrick musim lalu. Asal United berbenah, saya yakin pria kelahiran Basingstoke akan mendapat pengaruhnya. Bayangkan jika United bermain dengan Arturo Vidal di lini tengah dan bek kiri sebaik Leighton Baines. Bayangkan United bermain dengan semestinya. Cleverley tidak akan menjadi bahan olok-olok.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tak dapat dipungkiri bahwa pemain yang hebat adalah pemain yang mampu bermain cemerlang dalam berbagai situasi. Entah timnya sendiri sedang jelek, atau ia bermain dengan <i>line-up</i> yang payah, pemain hebat biasanya berhasil <i>stand-out</i>. Cleverley bukan tipe pemain hebat ini. Itu sangat jelas. Jack Wilshere, Ross Barkley, atau Adam Lallana adalah tipe pemain ini. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi itu tidak membuat Cleverley menjadi pemain yang payah. Percayalah, ia hanya tidak hebat. Ia memiliki batasan kemampuan yang lebih rendah dari pemain-pemain yang saya sebut tadi, tetapi ia terlalu bagus untuk direndahkan dengan kata '<i>shit</i>'.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tom Cleverley masih bisa bermain di level tertinggi tanpa embel-embel 'pemain masa depan', 'pemain Inggris bertalenta', dan sebagainya. Ia 'pemain Manchester United', dan saya harap masih layak disebut demikian dalam beberapa musim ke depan. Bahkan jika ia tidak dapat melampaui Jack Wilshere sekalipun. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-68913148006777193432013-12-31T17:32:00.001+07:002013-12-31T17:32:18.827+07:00Menunggu Evolusi Seorang Adnan Januzaj<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGnkL9pGEsdbHD5zzVRHORmrQTlWkzYGMsxaiJwa8KxQzx_jx-uDCBhqwCUINRxZOt3i4ViToFb9OK_JXAFXTtdIlAI0leKT1iRNqU8oiJQtEgeKqu-gN68vp_C0KmnDYWfrjDP0pGDEhI/s1600/januzaj_2_Cropped.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGnkL9pGEsdbHD5zzVRHORmrQTlWkzYGMsxaiJwa8KxQzx_jx-uDCBhqwCUINRxZOt3i4ViToFb9OK_JXAFXTtdIlAI0leKT1iRNqU8oiJQtEgeKqu-gN68vp_C0KmnDYWfrjDP0pGDEhI/s1600/januzaj_2_Cropped.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Melihat gaya bermain Adnan Januzaj, mungkin bagi yang bukan penggemar Manchester United akan jengkel. Pasalnya, di samping <i>skill </i>mumpuninya, Januzaj juga kerap melakukan aksi-aksi paling dibenci di dunia sepakbola : <i>diving</i>.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ya, <i>diving </i>bisa dibilang tidak mudah dimaafkan dalam sepakbola. Jika pemain kasar seperti Ryan Shawcross akan dimaafkan dalam 2-3 minggu, <i>diver </i>seperti Ashley Young atau Luis Suarez tidak akan lepas dari titel mereka dalam jangka waktu lama. Aksi <i>diving </i>dianggap kerap mempermalukan tim maupun pemain, dan mencoreng <i>fair play</i> dalam olahraga sepakbola.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memang, Januzaj belum sepenuhnya dicap 'tukang <i>diving</i>'. Namun jika dalam beberapa waktu ke depan ia tidak berhenti melakukan aksi tersebut, bukan tidak mungkin ia tenar karena julukan 'tukang <i>diving</i>'-nya ketimbang kemampuan murninya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menjadi pembenci aksi <i>diving </i>itu wajar. Saya tidak suka sisi curang Luis Suarez. Banyak pula penggemar Man United yang tidak menyukai Ashley Young karena kebiasaan <i>diving</i>-nya. Namun akan berbeda dengan Januzaj.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Januzaj masih bisa berubah, saya yakin itu. Ia masih sangat muda, dan fisik remajanya-lah yang membuatnya kesulitan bersaing di Premier League. Ia masih harus berhati-hati, karena fisiknya belum terbentuk. Salah kena <i>tackle</i>, bisa berbahaya untuk karirnya. Saya pikir inilah salah satu alasan Januzaj takut diterjang <i>tackle </i>pemain-pemain barbar EPL.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kita sendiri tidak bisa menyalahkan Januzaj 100%. Para pemain baik senior maupun junior tidak seharusnya melayangkan terlalu banyak <i>tackle </i>kasar kepada pemain muda. Wasit pun, seharusnya memberikan proteksi lebih terhadap pemain muda.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gaya bermain Januzaj yang cenderung lebih mencari <i>foul</i> daripada lanjut membawa bola masih bisa berubah. Siapa sangka Cristiano Ronaldo yang dahulu berbadan ramping bisa mendapat tubuh yang sangat berotot di masa dewasanya? Ronaldo pun kini berevolusi menjadi pemain dengan determinasi yang luar biasa.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Januzaj bukannya tidak mungkin menambah massa otot tubuhnya, memperkuat larinya, dan tentunya mengasah <i>skill</i>-nya dalam menghindari <i>tackle </i>lawan. Dan, kalau boleh jujur, itulah yang seharusnya ia lakukan untuk perkembangannya. Saya tidak ingin ada pemain United yang terus-terusan dicap buruk, sementara kemampuan sebenarnya tidak diperhatikan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Usia Januzaj masih 18 tahun. Ronaldo pun memulai karirnya di usia 18 tahun. Keduanya memiliki kesamaan di masa mudanya, dan bukan tidak mungkin Januzaj memiliki karakter sekuat Ronaldo di masa depan. Saya sangat menunggu perkembangan Januzaj, entah ia berevolusi menjadi pemain hebat dan tangguh, atau menjadi karakter yang saya sendiri tidak suka seperti Luis Suarez.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-87395133913358030732013-12-18T19:11:00.000+07:002013-12-18T19:11:27.833+07:00Formasi 4-4-2 yang Sudah Terlalu Usang<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAydTNOpADjwCIg4xwSDBXUnh2FRLy9RuRCsTgrNhTgJq_DyFnZs_A33w8bWptHwDyVid5CBiqd8en4lYDWJ6YNiwgORMHEJMvnz1BUvoAHePNv9aLd8ZFOtgBvO-blPPEnHYSb_qBxkrd/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="491" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAydTNOpADjwCIg4xwSDBXUnh2FRLy9RuRCsTgrNhTgJq_DyFnZs_A33w8bWptHwDyVid5CBiqd8en4lYDWJ6YNiwgORMHEJMvnz1BUvoAHePNv9aLd8ZFOtgBvO-blPPEnHYSb_qBxkrd/s640/index.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Fomasi United vs Everton (4/12)</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Begitu banyak hal yang dapat diteliti dari kegagalan Manchester United meraih kemenangan dalam 4 laga Premier League berturut-turut, dari Cardiff City, Tottenham Hotspur, Everton, hingga Newcastle United. Banyak yang mempertanyakan kapabilitas David Moyes sebagai manajer Man United, dan banyak pula yang membahas <i>individual error </i>pemain-pemain United yang semakin tak tertolong.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya pribadi tak terlalu menghiraukan kapabilitas David Moyes. Meski ia melakukan beberapa keputusan konyol di awal karirnya di United, saya belum pantas menilainya buruk. Soal <i>individual error </i>pun kurang menarik untuk dibahas buat saya. Ada yang lebih penting lagi, yaitu masih dipakainya formasi 'usang', 4-4-2 di United.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Formasi ini memang sudah lekat dengan United sejak era Sir Alex Ferguson. Bisa dibilang, sulit melepaskan<i> </i>United dari 4-4-2. Bahkan ketika formasi ini sudah ketinggalan zaman, United masih menggunakannya di era Sir Alex. Masa kejayaan ketika menggunakan 4-4-2 membuat meninggalkan formasi ini seolah adalah hal yang tabu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Otomatis, David Moyes ikut-ikutan ogah meninggalkan formasi 4-4-2. Padahal, selama menggunakan formasi ini, United meraih hasil yang tidak memuaskan, kecuali kemenangan atas Aston Villa Minggu lalu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Apakah formasi ini berpengaruh terhadap permainan para pemain? Ya, tentu. Formasi 4-4-2 memerlukan gelandang tengah yang bisa menjadi perisai pertama dan terakhir terhadap serangan lawan sebelum berhadapan dengan <i>defender</i>. Gelandang tengah juga harus mampu membantu serangan dari tengah, karena tidak adanya <i>second striker</i>/gelandang serang untuk menjadi penghubung lini tengah dan penyerang/pemain sayap. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hal ini membuat para pemain tengah yang kurang memiliki fleksibilitas dan dan daya tahan keteteran, dan memilih untuk bermain aman (lebih mundur). Bedakan dengan ketika United menggunakan 4-2-3-1. Seolah tidak masalah jika kedua gelandang tengah bermain <i>deep</i>, karena ada <i>second striker</i>/gelandang serang yang mengemban tugas menyerang dan menghubungkan di sana.</span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1CFsBuij0DaGAxndhtbfif0P0g5hS2S0lXA34azBOBSih44hI30qdViCqaz7Um_LtFq-I_S7MQotZlK64Bhc1vsPdoqiosgWPNhOP3FqpbUI8t4Cis_7f7TzkbCI9kyB1z-Gmt-_RZHSK/s1600/index2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="492" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1CFsBuij0DaGAxndhtbfif0P0g5hS2S0lXA34azBOBSih44hI30qdViCqaz7Um_LtFq-I_S7MQotZlK64Bhc1vsPdoqiosgWPNhOP3FqpbUI8t4Cis_7f7TzkbCI9kyB1z-Gmt-_RZHSK/s640/index2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">United dengan 4-2-3-1. Fungsi gelandang serang terlihat, bagaimana kedua gelandang tengah tak perlu repot kebanyakan tugas (Jones mundur, Giggs menjaga area tengah dan tengah-kiri lapangan).</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejauh yang saya lihat, gelandang-gelandang United belum ada yang mampu menjalankan 4-4-2 tanpa kelemahan. Bahkan di era Paul Scholes sekalipun, lini tengah United masih sangat rapuh. Hal ini karena tidak adanya pemain berfisik atau berkreativitas mumpuni yang bisa menemani Michael Carrick sekaligus memberikan suntikan dalam menyerang. Pembelian Fellaini awalnya diharapkan untuk menutupi ini, namun tidak berhasil sejauh ini. Andai Thiago atau Fabregas jadi berlabuh di United, saya rasa formasi ini baru bisa diterapkan kembali.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selain itu, formasi 4-4-2 juga kurang pas untuk pemain sayap United. Sejauh ini hanya Valencia yang bisa 'hidup' dengan formasi ini. Fisik remaja Januzaj masih terlalu lembek untuk bertahan menghadapi <i>fullback-fullback </i>Premier League. Pasalnya, dalam formasi 4-4-2 pemain sayap cenderung harus lebih bertanggungjawab, karena mereka bermain lebih ke belakang, sejajar dengan lini tengah. Sebenarnya ini bisa diakali dengan membuat penyerang bermain melebar ketika tidak memegang bola, namun tidak ada gunanya jika mereka tidak bisa memegang bola ketika mendapatkannya. Tidak ada Dimitar Berbatov yang bisa melakukannya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Menggunakan dua penyerang sekaligus juga sepertinya sudah kadaluarsa. Apalagi ketika United sudah memiliki gelandang serang kreatif dalam diri Shinji Kagawa. Ketika menghadapi lawan seperti Man City dan Arsenal yang memiliki lini tengah kuat, sungguh disayangkan jika <i>slot </i>pemain dipakai untuk memperbanyak <i>striker</i>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Meski menggunakan duet Rooney dan van Persie sekalipun, dalam formasi 4-4-2, <i>striker </i>mesti bermain sejajar. Hal ini membuat Sir Alex dahulu kerap memakai 4-4-1-1 ketika memainkan Rooney bersama van Persie. Rooney yang lebih bertipe kreator memang seharusnya banyak berperan dalam menghubungkan lini tengah dengan van Persie. Jika keduanya bermain sejajar, Rooney tidak bisa menjalankan fungsi ini, dan parahnya lagi, lini tengah United juga tidak sanggup menjalankannya seperti yang saya sebutkan tadi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">4-4-2 juga menghalangi Shinji Kagawa dalam mencapai performa terbaiknya. Kagawa sudah pasti tidak mendapatkan tempat dalam formasi ini. Jika dapat pun, ia biasanya ditempatkan di sayap kiri, posisi yang membuatnya tidak efektif.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Perlu dicermati pula bahwa Moyes kerap menggunakan <i>high defensive line</i> atau garis pertahanan tinggi. Bek-bek United belum terbiasa dengan ini, terutama Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic. Dan hasilnya, kembali lagi, lini tengah United merasa ragu untuk meninggalkan pos mereka untuk menekan ke depan. Garis pertahanan tinggi ini memerlukan waktu untuk bisa digunakan dengan tepat, apalagi di formasi 4-4-2 dengan materi pemain United seperti sekarang.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dengan formasi 4-4-2, memang terlihat kehati-hatian Moyes. Ia ingin memaksimalkan dua penyerang kelas dunianya, dan seperti di Everton, kerap mengandalkan <i>overlap </i>dari bek kiri dan bek kanan, dengan para <i>winger </i>yang ikut melakukan <i>tracking back</i>. <i>Winger-winger </i>di formasi 4-4-2 memang harus bisa bersikap defensif, dan disiplin bermain di pinggir ketimbang menusuk. Hal ini berarti, Moyes ingin meminimalisir kesalahan, sebagaimana pemain sayap yang menusuk sering meninggalkan para <i>fullback</i>-nya terekspos langsung dari serangan lawan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">David Moyes terkenal sebagai manajer yang reaktif ketika melatih Everton. Artinya, ia lebih sering memilih taktik berdasarkan lawan yang akan dihadapi. Ia dianggap tidak memiliki filosofi tertentu, berbeda dengan Brendan Rodgers, Manuel Pellegrini, atau Arsene Wenger. Ia mungkin melihat sesuatu dari formasi 4-4-2 yang dianggapnya bisa mengalahkan tim-tim Premier League. Sayangnya, anggapannya salah. Alasannya simpel, sesungguhnya : formasi itu sudah usang. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-39392445288784647432013-12-17T20:42:00.001+07:002013-12-17T20:42:57.727+07:00Mengakui Bahwa Fondasi Liverpool Lebih Baik dari Fondasi Man United<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWXHw9A6TXunfDHTbgwnj7Eu86PIP8qIH1A_WFlx_v6U3VgSwEL6aqrcfTuJrEhyphenhyphenaQ1msdW6DlEf4bw2R3om2B_T9aa-f9HiMxM80MPvs6YHEP6kBYy4JSpeLTurBsCLMubHrZrnBglZWl/s1600/Liverpool-United_P_2346102b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWXHw9A6TXunfDHTbgwnj7Eu86PIP8qIH1A_WFlx_v6U3VgSwEL6aqrcfTuJrEhyphenhyphenaQ1msdW6DlEf4bw2R3om2B_T9aa-f9HiMxM80MPvs6YHEP6kBYy4JSpeLTurBsCLMubHrZrnBglZWl/s1600/Liverpool-United_P_2346102b.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Melihat kemenangan besar Liverpool atas Tottenham Hotspur, tersirat perasaan kesal di hati saya. Berat melihat Tottenham Hotspur, yang cukup saya jagokan untuk menempati <i>Big Four </i>musim ini, dihabisi oleh Liverpool yang musim lalu masih menjadi bahan olok-olokan saya dan teman-teman.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Liverpool memang tangguh. Saya sudah mengakui potensi mereka sejak datangnya Coutinho dan Daniel Sturridge musim lalu. Meski tentu saja, sebagai penggemar Manchester United, saya tidak akan terang-terangan memuji mereka. Tetapi kali ini, rasanya saya terpaksa mengakui bahwa Liverpool memang memiliki fondasi yang kuat, bahkan melebihi fondasi Manchester United sekalipun.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Brendan Rodgers mungkin terlihat seperti orang idiot musim lalu karena meninggalkan Swansea yang sudah sangat <i>well-built</i> dan menjadi tim kegemaran <i>hipster </i>sepakbola. Banyak yang meledek Rodgers karena menganggap bergabung dengan Liverpool adalah hal yang sia-sia, Liverpool tidak akan bisa naik ke papan atas.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi nyatanya, Rodgers membuktikan bahwa ia memang seorang jenius. Caranya menciptakan skuad yang besar, muda dan sesuai dengan filosofinya memang membutuhkan waktu. Musim perdananya tidak sebaik yang diharapkannya, tentu saja, tetapi ia telah melalui langkah yang tepat.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Melepas pemain-pemain lawas seperti Dirk Kuyt, Maxi Rodriguez, Alberto Aquilani, Joe Cole, hingga Craig Bellamy adalah langkah perdananya dalam membentuk skuad muda. Kemudian, Charlie Adam yang dianggap terlalu medioker juga dibuangnya. Bahkan Andy Carroll yang dibeli di era Dalglish dengan banderol tinggi pun dipinjamkannya ke West Ham, sebelum akhirnya dijual dengan harga yang lumayan tinggi pula.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selain membuang pembelian-pembelian konyol ala Kenny Dalglish, ia juga mendapatkan amunisi-amunisi yang sangat menggiurkan bagi klub manapun. Entah bagaimana Daniel Sturridge, Coutinho, dan Mamadou Sakho bisa terpikat oleh Rodgers dan Liverpool.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Filosofi <i>possession football </i>ala Rodgers memang tidak bisa sekejap jadi. Bahkan hingga sekarang, saya rasa belum sepenuhnya strategi ini berhasil. Tetapi terlihat betapa berbahayanya Liverpool sekarang, dan di masa yang akan datang.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Rodgers sukses mengeluarkan yang terbaik dari Luis Suarez, Jordan Henderson, dan Coutinho. Dan parahnya lagi, pemain-pemain ini masih akan menjadi lebih baik. Semakin nyetel mereka dengan gaya main Liverpool, semakin sulit membayangkan <i>Big Four </i>Liga Inggris masa depan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ketika Luis Suarez menjebol gawang lawan dengan mudahnya, Robin van Persie semakin menua dan terus sakit-sakitan. Daniel Sturridge<i> </i>jelas memiliki kemampuan <i>goalscoring </i>yang melebihi Danny Welbeck, <i>counterpart</i>-nya. Wayne Rooney tidak memiliki konsistensi, dan saya pribadi yakin bahwa Suarez lebih unggul dari RvP dan Rooney digabungkan sekalipun. Angelo Henriquez rasanya masih jauh dari harapan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di posisi lain, Liverpool juga unggul. Lini tengah mereka diisi oleh Jordan Henderson, Joe Allen, Lucas Leiva, hingga Philippe Coutinho yang masih memiliki masa depan yang panjang. Belum lagi Luis Alberto yang masih muda, meski belum menunjukkan potensinya secara penuh. Hanya Steven Gerrard-lah gelandang tua yang tersisa.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">United, di sisi lain, memiliki lini tengah yang selalu bermasalah. Dan parahnya lagi, kaki-kaki di lini tengah United telah memasuki akhir masa keemasannya. Ryan Giggs, Michael Carrick dan Darren Fletcher mungkin sudah tidak ada di klub ini 5 tahun mendatang. Anderson tidak pernah bisa diharapkan. Marouane Fellaini pun belum berhasil menunjukkan kualitasnya hingga kini. Shinji Kagawa dan Tom Cleverley adalah opsi gelandang yang memiliki masa depan, sementara Phil Jones hanyalah opsi sementara. Nick Powell belum teruji di Premier League.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam hal <i>winger</i>, Liverpool memiliki Raheem Sterling yang sangat potensial. Luis Suarez dan Daniel Sturridge pun dapat bermain di <i>flank</i>, meski mereka terbiasa bermain menyempit. United peninggalan Sir Alex Ferguson memiliki banyak <i>winger </i>berbakat, namun beberapa nama sepertinya sudah akan habis karir United-nya. Sebut saja Ashley Young, Antonio Valencia, dan Ryan Giggs. Nani pun rasanya hanya akan bertahan 2-3 tahun lagi. Harapan United ada pada Wilfried Zaha dan Adnan Januzaj di posisi ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bek-bek United juga sangat meresahkan. Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic bisa kapan saja habis. Phil Jones, Chris Smalling, dan Jonny Evans tentu sudah mendapat tempat, tetapi masih menjadi misteri apakah mereka bisa mencapai apa yang dicapai Vida dan Rio. Ditambah belum klopnya taktik David Moyes dengan para <i>defender</i> United, masih sulit nampaknya melihat ketiga pemain ini betul-betul menggantikan Ferdinand dan Vidic.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Rafael adalah bek kanan satu-satunya saat ini yang memungkinkan untuk menjadi bek kanan andalan United di masa depan. Saudaranya, Fabio, bagaikan <i>persona non grata </i>di United. Patrice Evra tidak akan bertahan lebih lama lagi. Bek-bek cadangan lain pun tak ada yang mendekati kata 'layak' untuk United saat ini.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebaliknya, Liverpool baru saja menemukan fondasi kokoh mereka. Jon Flanagan dan Mamadou Sakho nampaknya akan semakin bagus saja. Daniel Agger dan Martin Skrtel masih bisa bertahan setidaknya lebih lama 3 tahun dari Vidic-Ferdinand.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Meski hal-hal yang saya tuliskan di atas tidak sepenuhnya membuktikan, saya rasa dengan terpuruknya United hingga kini dan masih menggilanya Liverpool di papan atas sudah bisa dipertimbangkan. Lihat pula bagaimana manajemen Liverpool masih teratur dan sangat mendukung Rodgers selaku manajer, berbeda dengan David Moyes di United yang tidak disokong dengan sepantasnya oleh para pemilik.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Fondasi Liverpool ini masih dapat ditambah, lalu semakin berkembang. Fondasi United juga barang tentu bisa, namun sulit tanpa <i>support </i>dari <i>board</i>. Peninggalan Sir Alex Ferguson tidak bisa dikatakan sempurna, dan sokongan keluarga pemilik United saya rasa terlalu minim untuk David Moyes. Hal-hal ini yang membuat saya semakin yakin, bahwa memang Liverpool telah membangun fondasi dengan amat baik, tidak seperti Manchester United. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-53052256905476720042013-11-23T19:07:00.000+07:002013-11-23T19:07:12.471+07:00Robin Van Persie Adalah Pengkhianat Tidak Tahu Terima Kasih<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdQgD_N1CMV4DqS_ul8qJTD1-cur88ONLVoyxRvL6XT-axcQk8j_Rfa-gMdh1wkkFnIWeC_yrNFHXvI_SC3nVU743rvwfr464GBQ3oyY1xq7dYQdK3fj1xxJNPhOE17e-ooC8blcaU46Mo/s1600/Robin_van_Persie_2729673b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdQgD_N1CMV4DqS_ul8qJTD1-cur88ONLVoyxRvL6XT-axcQk8j_Rfa-gMdh1wkkFnIWeC_yrNFHXvI_SC3nVU743rvwfr464GBQ3oyY1xq7dYQdK3fj1xxJNPhOE17e-ooC8blcaU46Mo/s1600/Robin_van_Persie_2729673b.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah melakukan selebrasi atas golnya pada laga kontra Arsenal lalu, Robin van Persie kembali menjadi perbincangan. Bukan karena golnya, melainkan karena selebrasi golnya yang dianggap 'tidak menghormati' Arsenal sebagai klub yang membesarkan namanya. Kok bisa? Ah, sayang, saya pun tak mengerti. Saya mencoba memikirkannya dari perspektif seorang penggemar Man United, dan gagal. Oleh karena itu, di tulisan ini, saya akan mencoba menilai Robin van Persie dari perspektif penggemar Arsenal. Silakan dibaca, tetapi ingat, untuk <i>fans </i>United, tahan emosi anda.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>Robin van Persie dari Pandangan Penggemar Arsenal</b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Robin van Persie? Ha? Saya harus menulis tentang cecunguk ini? Baiklah, baiklah. Demi blog ini, akan saya lakukan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Van Persie, harus diakui, dahulu adalah pemain yang dikagumi sesama penggemar Arsenal. Banyak yang memuja-mujanya. Sungguh aneh, padahal dari dulu ia tak hebat-hebat amat. Justru ia beruntung King Henry sudah pindah dan Theo Walcott jarang bermain di posisinya, sehingga ia terpaksa dimainkan Wenger sebagai ujung tombak.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Secara kualitas, ia sebatas bagus. Ya, saya katakan cukup pantas lah untuk bermain di Arsenal. Legenda? Jangan bercanda, ia hanya bermain bagus selama 1-2 musim. Sisanya ia hanya berkutat dengan masalah cederanya. Dasar kaki kaca. Saya tak akan rela menyamakannya dengan Gervinho sekalipun.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ketika ia sedang hebat-hebatnya mencetak gol, <i>fans </i>Arsenal sungguh menggilainya. Saya? Yah, lumayan lah. Tetapi tentu tidak segila mereka. Saya tahu ia berkualitas, tapi yah baru satu musim itu saja ia konsisten main tanpa cedera. Lagipula, saya tidak tahu apakah ia akan bertahan di Arsenal.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu muncullah berita tidak mengenakkan. Van Persie yang tidak hebat-hebat amat itu dibeli Man United. Yang benar saja! Berani-beraninya ia pindah ke klub rival? Setelah DELAPAN MUSIM tanpa gelar liga, ia berlagak pindah ke United, dengan alasan ingin meraih gelar. Padahal di Arsenal, ia sudah pernah meraih FA Cup dan Community Shield masing-masing sekali. Apakah itu tidak cukup? Dasar serakah.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saking serakahnya, ia menolak bergabung dengan Man City. Padahal, bakal lebih baik buat kami penggemar Arsenal jika ia bergabung dengan City. Kami sudah terbiasa melihat pemain kami pindah ke City. Selama bukan United atau Spurs, tak apalah. Tapi ini United, bung. Maka pada tanggal 15 Agustus 2012 resmilah gelar pengkhianat mengalungi van Persie, diberikan oleh kami, Arsenal.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di musim perdananya di United, ia memang meraih gelar liga. Masa bodo. Yang jelas, penampilannya menurun. Buktinya, ia hanya mencetak 30 gol, 7 gol lebih sedikit dari torehan terbaiknya di Arsenal. Lihat saja, ia akan segera berhenti mencetak gol. Sudah tua pula, ia akan mulai rentan cedera kembali.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya ingat momen ketika ia mencetak gol melawan Arsenal pada musim 2012-2013. Ia tak melakukan selebrasi berlebihan. Terang saja, Arsenal yang memberinya nama besar. Sungguh tidak pantas menyombongkan diri. Lagipula, ia selebrasi pun tak akan mengubah pandangan kami. Van Persie tetap seorang pengkhianat.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maka kami terus melanjutkan cemoohan terhadap van Persie. Maha guru kami, Piers Morgan, adalah salah satu pionir dalam gerakan ini. Ia kukuh meledek <i>van Pursestrings </i>sebagai seorang <i>traitor</i>, dan selalu siap nge-<i>tweet</i> setiap van Persie atau Man United mengalami hal buruk. Betul-betul seorang panutan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebenarnya, setelah musim 2012-2013, saya yakin van Persie akan terpuruk. Saya yakin van Persie akan melempem ketika bertemu Arsenal, dan United akan hancur di kandang mereka sendiri. Saya tahu itu hanya dengan melihat kedua mata Mesut Oezil. Oezil seorang diri akan membuktikan bahwa ia 10 kali lipat lebih hebat dari van Persie.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Namun, terjadi hal yang tidak diinginkan. Man United bermain curang dengan memainkan seekor monster bernama Phil Jones. Oezil yang rendah hati memutuskan untuk bermain tidak maksimal, supaya Jones tidak mengamuk dan memakan rekan-rekannya. Sementara itu, mati kutunya Oezil justru membuat Man United percaya diri, dan van Persie - dengan beruntung - dapat mencetak gol.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Yang mengejutkan bukan hanya betapa beruntungnya van Persie bisa mencetak gol dengan bebas, namun juga selebrasinya yang sangat provokatif. Ia berlari-lari dengan wajah penuh kebencian, dan tampak tertawa lepas usai menjebol gawang mantan timnya. Sungguh tidak tahu terima kasih. Ia lupa siapa yang membuatnya terkenal, memberinya gelar FA Cup dan Community Shield, dan memberinya kesempatan untuk menjadi <i>striker </i>tim terbesar di Britania Raya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya sungguh muak melihat orang ini. Ia baru satu tahun dan beberapa bulan meninggalkan Arsenal, dan lagaknya sudah seolah ia tidak pernah bermain untuk Arsenal sama sekali. Seolah ia sejak awal adalah produk akademi Manchester United yang senang sekali mencetak gol melawan rival terbesarnya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />Sesudah pertandingan pun, ia memberikan <i>statement </i>yang provokatif. Ia mengaku kesal atas perlakuan <i>fans </i>Arsenal kepadanya, meski pada musim sebelumnya ia tidak melakukan selebrasi setelah mencetak gol lawan Arsenal. Apa-apaan? Ia pikir ia pantas dipuji karena tidak melakukan selebrasi musim lalu? Mau selebrasi <i>kek</i>, mau tidak <i>kek</i>, ia tetap saja berkhianat. Kami tidak akan menerimanya ramah-ramah dan menyuguhkan teh hangat ketika bertemu dengannya. Delapan musim ia bersama Arsenal, dirawat dengan baik ketika cedera, dilatih dengan benar, dan diberi kesempatan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hei Robin, dengar, sampai kapanpun, kau adalah seorang pengkhianat. Dan kau tidak tahu terima kasih. Jadi intinya, kau brengsek di mata <i>fans </i>Arsenal.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">*Catatan : Penulis bukan penggemar Arsenal.*</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-69443980279258405822013-11-23T16:13:00.001+07:002013-11-23T16:13:48.369+07:00#OOT Jangan Bandingkan Cristiano Ronaldo dengan Zlatan Ibrahimovic<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8NXR8mVQd6VAsthoaKBxIaawSMYTdL7K_CVbKvcmvkOnqOMRoMhIIc8fLHXz7efXUo6ltvmNKrrQAjqgaQEs-MfeVhS2VpbktGbLJIStmcgDJcNHn5yHK3xZEFM5YYHIXtNwoiVVxV1pu/s1600/ronaldo-ibrahomivi_2733064b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8NXR8mVQd6VAsthoaKBxIaawSMYTdL7K_CVbKvcmvkOnqOMRoMhIIc8fLHXz7efXUo6ltvmNKrrQAjqgaQEs-MfeVhS2VpbktGbLJIStmcgDJcNHn5yHK3xZEFM5YYHIXtNwoiVVxV1pu/s1600/ronaldo-ibrahomivi_2733064b.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya tak habis pikir dengan sikap orang-orang membandingkan Cristiano Ronaldo dengan Zlatan Ibrahimovic. Mereka saling menjagokan salah satunya, dan bertaruh siapa yang akan berhasil melaju ke Piala Dunia 2014. Entah apa yang ada di pikiran mereka, karena bagaimanapun, saya pikir amat tidak pantas membandingkan Ronaldo dengan Ibra.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Salah satu hal yang membuat pesepakbola bisa dibandingkan adalah posisi mereka. Ronaldo adalah <i>winger</i>, dan Ibra adalah <i>striker</i>. Dari posisi saja sudah jelas, membandingkan keduanya tidak ada gunanya. Coba anda bandingkan Arjen Robben dengan Robin van Persie, jelas tidak akan nyambung.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tak hanya itu, kalau dibandingkan secara keseluruhan, Ronaldo jelas lebih unggul. Ibrahimovic memang memiliki kharisma yang membuatnya hebat, namun itu saja tidak cukup. Ronaldo lebih superior dalam segala hal, kecuali tinggi badan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ibrahimovic memiliki rekor mencetak gol yang mengagumkan sebagai seorang <i>striker</i>. Dan dengan kualitasnya, hal tersebut memang sudah seharusnya ia lakukan. Bedakan dengan Ronaldo. Ia bermain di sayap, dan mencetak gol bukan sewajarnya menjadi prioritasnya. Namun yang terjadi justru sebaliknya, ia kerap mencetak gol, dan rekor golnya pun melebihi Ibra. Dan karena tren mencetak golnya ini, orang-orang pun menilai Ronaldo sebagai pencetak gol andalan, bukan pemain sayap biasa lagi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi tentu saja perspektif orang berbeda-beda. Hal ini yang membuat manusia gemar membanding-bandingkan. Ada yang melihat Ibra sebagai pribadi yang lebih baik dari Ronaldo, sehingga ikut-ikutan menganggapnya sebagai pemain yang lebih baik pula. Ada yang dengan tegas meninggi-ninggikan Ronaldo, dan menganggap Ibra tidak ada apa-apanya. Di antaranya ada pula yang menolak membandingkan keduanya, seperti saya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya tidak merasa perbandingan diperlukan setiap saat menilai pesepakbola, apalagi dalam kasus Ronaldo dan Ibra ini. Ronaldo adalah pesaing Lionel Messi dalam hal pemain terbaik dunia, sedangkan Ibrahimovic hanyalah sebatas penyerang yang hebat dan berkharisma. Jika saya harus memilih salah satunya untuk dimasukkan ke tim favorit saya, saya akan dengan tegas memilih Cristiano Ronaldo.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kalau hanya perbandingan soal siapa lebih keren, agaknya terlalu bodoh untuk membawa-bawa persoalan siapa masuk Piala Dunia 2014. Dan kalau memang salah satu lebih keren, tidak ada hubungannya dengan kemungkinan negara mereka lolos ke Piala Dunia. Portugal bukan hanya tentang Ronaldo, dan Swedia bukan hanya tentang Ibrahimovic. Lalu, untuk apa melakukan perbandingan?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mengganggu sekali melihat orang membandingkan hal yang tidak sepantasnya dibandingkan. Perbedaan posisi, perbedaan level yang sudah sangat jelas, dan alasan mengadakan perbandingan yang tidak jelas seharusnya diperhatikan, sehingga tidak ada lagi perbandingan tak berguna semacam ini. Lagipula, membandingkan Ronaldo dengan Ibrahimovic adalah hinaan buat Lionel Messi. Jangan sampai Blatter ikut-ikutan merusak citra Ibrahimovic. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-48256016121656690682013-11-03T18:05:00.001+07:002013-11-03T18:05:53.990+07:00Ravel Morrison, The One That Got Away<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOh7FRHuAyXIFzzOKEsihYRWlLwVa-Pos0xySGITLEOuZBF4cRGfPfTsNHCWirTTKDh0GiHne_IrZTgYwOwcaWu6ExcXrNgpQr2s1brH9pM_L_LW6q8QPCRbF4kOG2nuqXIYS2I3i7R8Bh/s1600/Tottenham-Hotspur-v-West-Ham-United-Premier-League-2345288.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOh7FRHuAyXIFzzOKEsihYRWlLwVa-Pos0xySGITLEOuZBF4cRGfPfTsNHCWirTTKDh0GiHne_IrZTgYwOwcaWu6ExcXrNgpQr2s1brH9pM_L_LW6q8QPCRbF4kOG2nuqXIYS2I3i7R8Bh/s1600/Tottenham-Hotspur-v-West-Ham-United-Premier-League-2345288.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Untuk sebagian <i>fans </i>Manchester United, sebutan "The One That Got Away" mungkin lebih tepat disandangkan untuk Paul Pogba. Terang saja, Pogba kini bersinar bersama klubnya, Juventus, setelah sebelumnya mengecewakan - dan dikecewakan - mantannya, United.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Apakah Pogba memang "The One That Got Away"? Kalau menurut saya, ya. Ia memang menyebalkan, namun setelah ia pindah nyatanya banyak penggemar United yang menyesali kepindahannya. Salah satu yang paling sering terdengar mungkin adalah keluhan akan problema lini tengah United, yang bisa saja terpecahkan lebih cepat apabila Pogba tidak ke mana-mana.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mengesampingkan kasus Pogba, saya ingin membicarakan tentang "The One That Got Away" yang lain : Ravel Morrison.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ravel Morrison adalah salah satu produk jempolan dari akademi Manchester United. Sejak bergabung pada 2009, talenta Morrison selalu menarik perhatian. Namanya pun santer terdengar sebagai pemuda berpotensi besar, dan debutnya pada 2010 menunjukkan bahwa Sir Alex Ferguson pun telah melirikkan matanya ke arah Morrison.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada 2011, mulailah muncul kabar tak sedap tentang Morrison. Mulai dari kontraknya yang tak ketemu jalan keluar, tawaran dari pesaing Premier League, hingga kehidupan pribadinya yang tak beres meliputi berita kehidupan Ravel selama musim 2011-2012.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hingga puncaknya, pada 31 Januari 2012, Morrison resmi hengkang dari Manchester United ke West Ham United. Sir Alex Ferguson menyatakan bahwa Morrison perlu memulai hidup baru di luar Manchester, dan kawannya Sam Allardyce pun menjadi orang kepercayaan untuk mengurusi mantan anak didiknya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memang, kehidupan Ravel Morrison baik di luar maupun dalam lapangan cukup berantakan. Morrison pernah didenda setelah membuang ponsel pacarnya ke luar jendela, karena terjadi argumen di antara keduanya. Ia juga pernah terlibat beberapa kasus 'penyerangan' lainnya, terhadap ibunya dan pacarnya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam urusan sepakbola, Morrison juga memiliki masalah. Ia pernah memainkan ponselnya dalam sebuah laga <i>reserve </i>ketika tengah berada di <i>bench</i>. Salah seorang pemain <i>reserve </i>Man United pada 2012 lalu juga pernah mengatakan bahwa Morrison adalah pemain yang tidak mau repot-repot datang untuk latihan ketika sedang merasa malas.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dengan berbagai masalah yang saya sebut di atas saja sudah terlihat bagaimana Morrison perlu memulai kehidupan baru. Dan tahukah anda, bahwa saya belum menuliskan sebagian lagi dari problema yang pernah disebabkan Morrison?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bergabung dengan West Ham, nampaknya Ravel Morrison telah menemukan jalan yang tepat. Entah apakah ia masih menyebabkan masalah di sana, tetapi sejauh yang saya lihat, tidak ada isu besar yang mengganggu hidupnya. Ia pun semakin memantapkan diri sebagai pemain reguler di West Ham United.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selalu menyenangkan melihat pemain jebolan akademi Manchester United berkembang dengan baik. Terlebih lagi, Morrison telah menunjukkan bahwa ia masih bisa mencapai potensi yang sebelumnya digadangkan terhadapnya ketika masih berada di United.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi, seperti kasus Paul Pogba, sedih rasanya bukan United yang mendapatkan servisnya. Ketika kita seolah sudah hampir pasti akan memiliki talenta hebat setelah generasi Paul Scholes, kita malah kehilangannya dengan cepat.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Anda dapat membayangkan memiliki kekasih yang begitu dekat, seolah anda tinggal meminangnya saja. Namun, entah mengapa kekasih anda berpaling ke pelukan orang lain. Setelah waktu berlalu, anda yang sedang meminum teh di balkon rumah sendirian mengenang masa lalu. Anda yang sudah keriput membayangkan, andai saja kekasih anda tidak berpaling, mungkin anda akan meminum teh ditemaninya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kurang lebih seperti itu, "The One That Got Away".</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Omong-omong, saya betul-betul penasaran untuk bertanya ke pihak United atau West Ham.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Is there any buy-back clause?</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-10357000912702708302013-11-03T17:33:00.001+07:002013-11-03T17:33:15.546+07:00#OOT Tidak Ada yang Spesial dari Rahmad Darmawan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6Bi0C8UjxDyt06vY5eBqzXZrebUlX8D_84dz5SQNboxnPSSrT_d_anQdbjo6yM8kZr3xxhkTSPh7KLrGtg1LRGjpvpYjFRsFI86_gUAJE36uG2Nw4YJlX08tHQzzgdMoI3Hbcs6TJdzlJ/s1600/rd.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6Bi0C8UjxDyt06vY5eBqzXZrebUlX8D_84dz5SQNboxnPSSrT_d_anQdbjo6yM8kZr3xxhkTSPh7KLrGtg1LRGjpvpYjFRsFI86_gUAJE36uG2Nw4YJlX08tHQzzgdMoI3Hbcs6TJdzlJ/s1600/rd.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Kami buta kekuatan lawan (lagi)"</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya ingat betul bagaimana dua tahun yang lalu tim nasional Indonesia U-23 berhasil dengan gagah mencapai babak final di ajang SEA Games cabang sepakbola. Penampilan 'Garuda Muda' pada ajang tersebut memang hebat, dan Rahmad Darmawan hampir tidak bisa dipungkiri memiliki peran besar dalam pencapaian tersebut.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya mempercayai bahwa pemanggilan pemain yang dilakukan Rahmad Darmawan adalah kunci pencapaiannya. Pemain-pemain seperti Diego Michiels, Hasyim Kipuw, hingga Patrich Wanggai bermain dengan luar biasa, dan adalah Rahmad Darmawan yang memilih mereka.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tentu saat itu RD adalah manajer yang disegani di Indonesia, dengan berbagai prestasinya di level klub. Saya sendiri bagai dibutakan ketenarannya tersebut. Saya, dan saya yakin banyak pecinta sepakbola di Indonesia, saat itu seolah terpaksa percaya begitu saja bahwa RD adalah manajer yang spesial.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>Well</i>, ia berprestasi di klub, dan bisa membawa timnas U-23 ke babak final ajang se-bergengsi SEA Games, kurang spesial apa lagi? Kurang lebih seperti itu gambaran RD buat saya pada masa tersebut.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Cih, bodoh sekali. Sungguh memalukan membayangkan diri saya dua tahun lalu berpikiran seperti itu.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kini, opini saya terhadap RD sudah berbalik 180 derajat. Betul saja, dua tahun cukup buat saya mengubah pandangan. Dua tahun cukup buat RD untuk membentuk imej baru di benak orang. Dua tahun cukup untuk menyingkap tabir kebenaran.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ya, dalam dua tahun ini saya menyadari bahwa RD sebenarnya tidak benar-benar hebat. Bahkan, saya menyebutnya biasa-biasa saja. Tidak lebih dari manajer yang cukup beruntung untuk mendapatkan beberapa gelar di klub, dan terpilih sebagai manajer tim nasional U-23 di saat yang menguntungkan pula.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setelah berhasil di Sriwijaya FC, RD tidak pernah benar-benar meraih pencapaian tinggi, kecuali menjadi <i>runner-up </i>SEA Games. Tentu ia dapat membawa Arema Cronous menjadi <i>runner-up</i> Indonesia Super League, tetapi pertanyaannya : apakah pencapaian itu murni?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ketika ia menunggangi Sriwijaya FC dan Arema Cronous, RD bisa dibilang mendapatkan suntikan dana yang cukup untuk membangun skuad yang kompetitif. Ia beruntung dalam hal itu. Mari bandingkan dengan Jacksen F. Tiago, yang membangun Persipura dengan mayoritas talenta-talenta Papua, dan nampak tidak banyak menggelontorkan uang.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di Arema Cronous, ia sangat amat beruntung. Pemain-pemain yang dimilikinya sudah berlabel bintang, ditambah dana yang begitu berlimpah untuk merekrut pemain-pemain bintang lagi. Hasilnya? Ia masih kalah tangguh dari Jacksen dan Persipura-nya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Arema Cronous pun nampaknya sepanjang musim lalu bergantung kepada talenta pemain-pemain bintangnya. Kalau saja RD memang brilian dalam sisi taktikal, seharusnya ia bisa mencapai lebih dari itu. Terlihat di sini bagaimana RD 'beruntung' memiliki materi pemain yang bagus dan uang yang melimpah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hal yang kurang lebih sama terjadi ketika ia menangani timnas U-23 di SEA Games 2011. Ia 'beruntung' karena banyak opsi pemain berkualitas, dan ia memang memilih pemain-pemain yang tepat. Namun kembali lagi, peran taktikalnya tidak membantunya memenangi ajang ini. Seolah-olah sepanjang kompetisi ia hanya terbantu oleh materi pemainnya yang bagus.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Yang membuat saya lebih kecewa lagi, adalah kabar bahwa RD adalah 'anak emas' dari kartel mafia PSSI. RD disinyalir memiliki hubungan khusus yang membuatnya menjadi orang khusus pula di jajaran pelatih timnas. Bahkan, kabarnya Kurnia Meiga dimasukkan ke timnas U-23 atas kehendak RD yang direstui para 'atasan', padahal Jacksen juga membutuhkannya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tentu saya tidak percaya sepenuhnya rumor tersebut, namun nampak begitu logis buat saya. RD seolah tidak akan pernah kehilangan <i>job </i>di tim nasional. Ia pernah menjadi asisten manajer timnas senior, sebelum menjadi manajer timnas U-23, lalu memutuskan untuk <i>resign</i>. Kemudian, ia kembali sebagai manajer <i>caretaker </i>timnas senior setelah beberapa musim tidak berprestasi di level klub. Setelah itu, ia mendapatkan kembali posisinya sebagai manajer timnas U-23. Lihat? Seolah para petinggi PSSI selalu memberinya posisi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada masa keduanya di timnas U-23, RD terlihat semakin buruk saja. Mulai dari pemanggilan Syamsir Alam yang ganjil, sampai penampilan buruk namun beruntung di ajang Islamic Solidarity Games 2013. RD memiliki materi yang cukup baik saat itu, namun tidak ada yang baik sama sekali dari penampilan timnas U-23-nya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dan belakangan, ia mencoret Syamsir Alam dari timnas U-23. Sebuah keputusan yang waras. Tumben. Namun kemudian, dalam beberapa saat ia kembali menunjukkan ketidakbecusannya. Dengan materi pemain seperti Andik Vermansyah, Ramdhani Lestaluhu, Alfin Tuasalamony, hingga Bayu Gatra, timnas U-23 binaannya hanya mampu menahan imbang Timor Leste 0-0, dengan permainan yang sangat mencengangkan untuk tim dengan materi yang berkualitas.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Salah satu hal yang membuat saya semakin yakin bahwa Rahmad Darmawan itu <i>overrated </i>adalah bagaimana ia selalu 'buta kekuatan lawan'. Apa itu? Alasan kalau kalau sesudah pertandingan timnya kalah? Payah!</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dan, kalau perlu saya bandingkan lagi dengan Jacksen F. Tiago, Jacksen selalu mencari cara untuk menang. Ia bahkan tak ragu untuk belajar dari timnas U-19, dalam hal memainkan umpan pendek dan <i>high pressing</i>. RD? Timnya masih sering asal oper bola, dan kebanyakan kutak-kutik.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Manajer yang tidak memiliki determinasi dan tidak cukup cermat, itulah RD. Tidak ada yang spesial darinya. Saya harap saya salah, karena timnas U-23 besutannya akan mengikuti SEA Games 2013 nanti. Tetapi selama saya benar, maka ia tidak pantas menduduki posisinya saat ini, dan sebaiknya cepat diganti saja. Kami tidak butuh perwira TNI sebagai manajer timnas, kami butuh manajer sepakbola yang berkualitas sebagai manajer timnas. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-39766893256257429652013-10-24T21:10:00.001+07:002013-10-24T21:10:11.881+07:00#OOT Timnas U-19 Hanya Timnas U-19<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivnvwSUKYJGDxVOA1m9tpbsTHCgYytsfq18p9BVXzPdSTMin_Ynf_nZT-yd6DCxCih17IA9CuwXnb_mrBQ4VmnCT9YSKcBMuzeP8RWFAtf128n37dIHvQ6JXpKFc6-_OWrMSVASXaWA90K/s1600/Timnas-u-19-indonesia-melakukan-selebrasi-usai-mencetak.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="428" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivnvwSUKYJGDxVOA1m9tpbsTHCgYytsfq18p9BVXzPdSTMin_Ynf_nZT-yd6DCxCih17IA9CuwXnb_mrBQ4VmnCT9YSKcBMuzeP8RWFAtf128n37dIHvQ6JXpKFc6-_OWrMSVASXaWA90K/s640/Timnas-u-19-indonesia-melakukan-selebrasi-usai-mencetak.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">[Republika Online]</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Timnas yang mewakili Indonesia secara resmi adalah timnas senior. Tak sedikitpun prestasi timnas U-19 akan berpengaruh terhadap prestasi timnas senior. Hal itulah yang ingin saya tanamkan kepada publik sepakbola Indonesia.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Betapa dibutakannya publik sepakbola kita oleh pencapaian anak-anak muda yang memang sangat luar biasa. Tidak dapat dipungkiri memang, para pemain timnas U-19 menunjukkan talenta dan performa yang luar biasa. Jarang-jarang kita melihat Indonesia bermain cantik dengan umpan-umpan pendek secara konsisten.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Memenangkan gelar adalah hal yang paling diinginkan <i>fans </i>tim sepakbola, baik klub maupun tim nasional. Indonesia sudah lama puasa gelar, dan saking lamanya, cara berpikir para <i>fans </i>semakin tidak rasional. Tidak ada <i>fans </i>tim nasional yang seheboh fans timnas Indonesia ketika tim U-19-nya memenangi sebuah kompetisi U-19 juga.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bukannya saya mengatakan bahwa kita tidak boleh turut berbahagia. Justru bolehlah dilakukan sejenak, berhubung timnas kita nampaknya masih sangat jauh dari harapan. Tetapi yang patut dicemaskan adalah bagaimana apresiasi yang berlebihan ini membuat sebuah persepsi bahwa timnas U-19 ini adalah cerminan sebenarnya dari sepakbola kita.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Itu adalah pandangan yang salah. Dan pandangan seperti itu, jujur, sangat mengganggu saya. Biar seburuk apapun timnas senior kita, tak sepatutnya membandingkan timnas U-19 dengan mereka. Ingat, hingga 3-4 bulan lalu kita bahkan tidak tahu keberadaan anak-anak ini. Bagaimana mungkin mereka menjadi <i>face of Indonesian football</i> hanya dalam kurun waktu yang begitu singkat?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Perlu diingat pula bahwa anak-anak ini tidak otomatis menjadi pemain masa depan timnas senior Indonesia. Jalan masih sangat panjang buat mereka, dan memberikan anggapan seperti ini justru membuat <i>pressure </i>bagi mereka semakin bertumpuk.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sudah banyak sekali jumlah pemain muda berpotensi yang gagal memenuhi ekspektasi, saking banyaknya tekanan yang diberikan. Lagipula, para pemain timnas U-19 yang kita saksikan kemarin tak satupun yang sudah memiliki tempat utama di klubnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bandingkan dengan para pemain senior yang sudah memainkan puluhan, bahkan ada yang ratusan pertandingan <i>first team</i> di ISL atau IPL. Jika diadu pun, saya tidak yakin timnas U-19 akan bisa bermain ciamik seperti yang biasa mereka lakukan. Timnas senior adalah para pemain profesional, sedangkan timnas U-19 adalah mereka yang tengah mencari jalan menuju karir profesional.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sekali lagi, kita boleh saja memuji mereka, ikut berbahagia dan membanggakan trofi yang mereka raih. Tetapi jangan berlebihan. Jangan sampai anggapan bahwa anak-anak ini sudah pasti akan menjadi masa depan Indonesia mencuat lagi. Belum tentu mereka bisa menaiki jenjang dengan lancar.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagai orang Indonesia, saya pun senang melihat permainan timnas U-19. Saya senang mereka bisa berprestasi. Syukur-syukur, mereka sudah memiliki penggemar tersendiri yang bisa memotivasi mereka sejak usia dini. Tetapi perlu diingat, bagaimanapun, mereka tetap hanya timnas U-19. Oh, dan lihat, <i>rank</i> Fifa timnas Indonesia masih tetap terpuruk. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-59225568140575643522013-10-08T19:54:00.003+07:002013-10-08T19:54:15.548+07:00Pembelaan Untuk David Moyes<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB89ovXv3rW-ME3ILqteadlzDum4VXiGUSaHPeEyTM466qZAGIyZPQ2-BWGUgm683mDPcjT_CQ3N9I7ZsSC-e7tGj9A5StoxIZEseEYbaeSBghegniprloRfGI0wS1eXF_sJEnUqnrL7c5/s1600/david-moyes_5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB89ovXv3rW-ME3ILqteadlzDum4VXiGUSaHPeEyTM466qZAGIyZPQ2-BWGUgm683mDPcjT_CQ3N9I7ZsSC-e7tGj9A5StoxIZEseEYbaeSBghegniprloRfGI0wS1eXF_sJEnUqnrL7c5/s1600/david-moyes_5.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Apakah anda mempunyai anak/keponakan/adik kecil? Apakah mereka bersekolah? Jika ya, apakah anda pernah mengikuti perkembangan mereka di masa awal mereka bersekolah?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jika anda mengiyakan semua pertanyaan saya di atas, mungkin anda bisa menjawab pertanyaan selanjutnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pernahkah anak/keponakan/adik kecil anda dilabeli sebagai 'anak bodoh' di sekolahnya ketika ia baru memasuki pendidikan formal di tingkat Sekolah Dasar? Jika pernah, bagaimanakah perasaan anda?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ya, bagaimana perasaan anda jika anggota keluarga anda dicap tidak kompeten, padahal ia hanya anak kelas satu atau dua SD? Menyebalkan, bukan? Mungkin anda akan memikirkan tidak enaknya perasaan anak/keponakan/adik anda tersebut, karena dianggap bodoh padahal masih kecil.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bagaimana dengan David Moyes? Ia baru menangani Manchester United selama kurang dari empat bulan, dan orang-orang sudah menganggapnya <i>out of his depth</i>. Penghakiman dilakukan di saat ia belum pantas dihakimi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ini adalah penyakit baru di dunia nyata, kalau boleh dikatakan dunia maya, di mana orang-orang yang bebas menyalurkan opini mereka seolah tidak di-<i>filter</i> kata-katanya. Kalau internet sudah ada sejak 1986, entah apakah Sir Alex Ferguson bisa bertahan lama di Old Trafford. Tekanan orang melalui opini yang sembarangan, tidak disaring, bisa dianggap sebagai suatu tindakan protes bagi klub. Meski keputusan akhir tetap berada di petinggi klub, dengan pertimbangan banyaknya komplain, bisa saja keputusan tersebut terpengaruh.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">David Moyes tidak mendapat banyak bantuan dari United sendiri ketika ia menghadapi bursa transfer musim panas lalu. Ed Woodward memang hebat dalam menggaet sponsor, namun ia seperti orang bodoh pada bursa transfer. Dan buruknya lagi, Moyes juga turut dikambinghitamkan akan amburadulnya kegiatan transfer United.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Gagal mendapatkan Thiago Alcantara, Cesc Fabregas, hingga Ander Herrera bukan tanggungjawab Moyes. Berbeda dengan era Fergie, tugas Moyes hanya memilih pemain yang diinginkannya. Ed Woodward bernegosiasi, dan akhirnya memang sangat mengecewakan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Adaptasi Moyes di United memang tidak berjalan lancar, namun bukan berarti ia pantas disebut manajer yang buruk. Apakah bijak mengukur kemampuannya hanya dari tiga bulannya di United? Bagaimana dengan kiprahnya selama 11 musim di Everton yang terbilang mengesankan?</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Harus saya akui, Moyes memang mengecewakan sejauh ini. Namun, saya tidak akan sebodoh itu untuk mengambil kesimpulan bahwa Moyes tidak pantas memegang tahta manajerial di United. Kalaupun suatu saat saya mengatakan #MoyesOut, bisa jadi itu hanya gurauan semata.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lagipula, bukannya Moyes tidak pernah melakukan hal brilian juga. Ia sukses mengatasi perkara Wayne Rooney, yang saya yakini hanya Sir Alex Ferguson yang bisa melakukan hal yang sama. Lalu, bagaimana ia memperkenalkan <i>wonderkid </i>Adnan Januzaj ke tim utama dengan sempurna. Tidak terkesan terburu-buru, dan ia mengambil resiko di saat yang tepat (memasang Januzaj sebagai <i>starter</i> di laga kontra Sunderland).</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Masih banyak lagi hal positif yang dapat diharapkan dari David Moyes. Hanya saja, memang diperlukan waktu untuk beradaptasi. Saya sempat merasakan kekesalan karena buruknya adaptasi Moyes, dan saya yakin banyak dari anda yang merasakan hal sama. Saya sudah membuang jauh kekesalan itu, dan anda pun harus melakukan hal yang sama. Kalau tidak mau, silakan saja bertahan di sana bersama <i>glory hunter-glory hunter </i>yang lain.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hal-hal buruk mungkin akan tetap terjadi di masa mendatang, namun seperti yang dikatakan Sir Alex Ferguson, "your job now is to stand by the new manager". Saya masih akan membela Moyes, sampai muncul alasan yang cukup kuat untuk membuat saya berhenti membelanya. </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-28038195311612045762013-10-08T18:39:00.001+07:002013-10-08T21:42:28.419+07:00#OOT 5 Alasan Andik Vermansyah Harus Bermain di Jepang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFz6qp06_mIHqVVz82q6D3PwNNHNANVTTveSayyYXhc9rMlJIYTAKZmBVg-yhvrUTyNRhRIZ7esMnvC2VVpTUI7XsGL5xe28LlcDkdveLWLb1dAz0Cve9TDQZ4BRq1aM7Egp4cMe-xaW3s/s1600/169184_620.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFz6qp06_mIHqVVz82q6D3PwNNHNANVTTveSayyYXhc9rMlJIYTAKZmBVg-yhvrUTyNRhRIZ7esMnvC2VVpTUI7XsGL5xe28LlcDkdveLWLb1dAz0Cve9TDQZ4BRq1aM7Egp4cMe-xaW3s/s1600/169184_620.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Belakangan, publik sepakbola Indonesia dihebohkan dengan terbangnya Andik Vermansyah ke Jepang dalam rangka menjalani <i>trial </i>bersama klub J-League, Ventforet Kofu. Andik rencananya akan diberi kesempatan seminggu untuk unjuk kemampuan di negeri Sakura bersama tim <i>reserve </i>Ventforet Kofu.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk Andik. Dianggap sebagai salah satu talenta paling mengesankan asal Indonesia, tentu akan sangat menyenangkan melihat Andik berkiprah di negeri orang. Meski proses negosiasi belum berjalan, dan jalan masih panjang, saya meyakini bahwa Andik harus bermain di Jepang ketika tawaran datang. Berikut alasan-alasannya.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span> <br />
<b><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">1) Iklim sepakbola bagus </span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Sepakbola Jepang sangat bagus untuk perkembangan Andik. Dalam hal level permainan, tentu sepakbola Jepang berada di atas Indonesia. Inilah salah satu hal positif yang bisa mempengaruhi Andik. Tentu dengan semakin tingginya standard yang harus dihadapi, Andik akan mendapat semakin banyak kesempatan berkembang.</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Selain itu, sepakbola Jepang juga sudah menjadi benar-benar profesional, setidaknya untuk klub dan liga yang dituju Andik. Federasi yang tidak amburadul seperti PSSI adalah poin plus tersendiri. Selain disiplinnya federasi dalam menjalankan liga, kemungkinan gaji mandek tidak akan terjadi, berbeda dengan di Indonesia. Kapan lagi dapat gaji secara teratur?</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">2) Secara fisik tidak terlalu beda jauh</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Andik memiliki kesempatan besar untuk bersinar, karena secara fisik orang Jepang memang tidak terlalu jauh dengan Indonesia. Yah, memang barang tentu Andik akan kalah fisik dengan pemain Jepang, tetapi perbedaan yang tidak terlalu mencolok seharusnya bisa dimanfaatkannya. Berbeda dengan orang-orang Eropa, Andik tidak perlu takut di-<i>bully </i>sering-sering.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Fisik yang tidak berbeda, maka senjata utama juga tidak jauh berbeda. Jepang juga mengandalkan kecepatan pemain sayap, seperti umumnya tim-tim Indonesia. Ya, permainan bola-bola atas yang tidak akan pernah bisa dikuasai Andik tidak perlu dipusingkan, karena tidak ada yang seperti itu. Kesempatan adaptasi cepat sangat memungkinkan.</span><b><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"></span></b><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">3) Memodernkan gaya bermain dan mindset</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Seperti yang pernah ia katakan dalam sebuah <i>interview</i>, di sepakbola Jepang ia harus terbiasa melakukan <i>passing</i> setelah melakukan 1 sentuhan, berbeda dengan di Indonesia, di mana ia bisa melakukan 5 sentuhan baru melepaskan umpan - itupun kalau ingat. Kita tahu betul tabiat Andik yang kerap membawa bola terlalu lama, bagai melupakan bahwa ia memiliki rekan di lapangan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><i><b></b></i></span><b><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></b>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Gaya bermain seperti ini ada kesempatan untuk diubah, dengan ketatnya sepakbola Jepang. <i>Mindset </i>'pemain yang hebat adalah pemain yang jago kutak-kutik bola' akan lepas, berganti dengan pemikiran yang lebih modern.<b> </b>Tentu akan menarik melihat Andik mengembangkan gaya bermain dan <i>mindset </i>yang lebih efektif. </span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><b>4) Disiplin</b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Anda mungkin sering mendengar tentang kisah-kisah disiplinnya warga Jepang, yang membuat mereka sukses menjadi negara maju. Di Indonesia sendiri, disiplin belum begitu dihargai. Dengan beradaptasi di lingkungan Jepang, diharapkan Andik akan tertular sikap disiplin.</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> </span><br />
<b><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">5) Karena Jepang bukan Indonesia</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Apa lagi? Jepang bukan Indonesia, dan dengan tidak bermain di Indonesia saja ia sudah selangkah lebih maju.</span><b><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> </span></b>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4084890433296079598.post-14438698745307674472013-09-23T19:53:00.002+07:002013-09-23T19:53:46.129+07:005 Alasan Manchester United Kalah Atas Manchester City<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0cMnnjd4xmycUEwWmQv7DFbWmwfmIfCo1yUUQPZl_ZpheHYODCtbVfa5MZnrMLlvog9mn0k8g7rK6OGZnsitmZIZhsxq8mqB9-s0A_Fp2YWfjmkLCLmfhhw2uJK-2O3QGESHJhh-caCdO/s1600/image.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0cMnnjd4xmycUEwWmQv7DFbWmwfmIfCo1yUUQPZl_ZpheHYODCtbVfa5MZnrMLlvog9mn0k8g7rK6OGZnsitmZIZhsxq8mqB9-s0A_Fp2YWfjmkLCLmfhhw2uJK-2O3QGESHJhh-caCdO/s1600/image.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak cukup hasil buruk di laga melawan Liverpool dan Chelsea, Man United lagi-lagi gagal meraih poin maksimal saat bertandang ke Etihad City of Manchester Stadium. Tidak tanggung-tanggung, United diperkosa empat gol oleh City, dan hanya mampu mencetak satu gol.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya telah memikirkan matang-matang faktor-faktor kekalahan United atas City. Dan telah saya temukan setidaknya 5 alasan utama, yang saya uraikan pada tulisan kali ini.</span><br />
<br />
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">1) Manchester City bermain dengan dahsyat</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak sulit mengatakan hal seperti ini buat saya. Memang benar City bermain dengan superior. Mereka tidak hanya menampilkan sepakbola berkualitas, tetapi juga efektif. Terbukti dengan 4 gol yang berhasil mereka cetak. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Yaya Toure lagi-lagi menjadi pemilik lini tengah di <i>derby </i>Manchester</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">. Duetnya bersama Fernandinho kemarin bermain dengan sangat gemilang. Saya rasa Man United tidak akan mau lagi menurunkan 2 gelandang tengah jika menghadapi duo ini.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sementara itu, Sergio Aguero terlihat <i>unstoppable </i>di lini depan. Ia berkolaborasi dengan sangat baik bersama Alvaro Negredo. Selain itu, Jesus Navas dan Samir Nasri sukses menyusahkan United.</span><br />
<br />
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">2) Manchester United bermain dengan sangat buruk</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Meski mengetahui tidak akan ada Robin van Persie di laga ini, saya sempat optimistis bahwa United tidak akan terlalu kesusahan. Saya benar, memang bukan lini depan kendalanya. Melainkan lini tengah, sayap, hingga belakang yang tampil amburadul.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Michael Carrick di-<i>bully</i> habis-habisan oleh lini tengah City ketika Fellaini mulai sibuk membantu serangan. Ketika <i>set piece </i>seharusnya bisa diandalkan dengan adanya Fellaini yang fasih dalam sundul-menyundul, United tidak punya pengumpan <i>set piece </i>yang baik.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Defender-defender United benar-benar dipermainkan oleh Aguero, Negredo, Navas, dan Nasri. <i>Marking </i>dan <i>positioning </i>yang sangat buruk terbayarkan oleh 4 gol. Hanya De Gea yang bisa disebut benar-benar tidak memiliki andil dalam kesalahan United. </span><b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></b><br />
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></b><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>3) Buruknya rotasi Moyes</b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Melihat ini baru laga ketujuhnya, sepertinya cukup wajar jika Moyes tidak ingin terlalu banyak bereksperimen. Dalam lima laga Premier League, Moyes jarang sekali menurunkan pemain-pemain mudanya. Saya pikir ini biasa bagi manajer baru. Tetapi tetap saja, ada yang salah dalam sistem rotasi David Moyes.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di laga Liga Champions yang berlangsung 5 hari sebelum derby Manchester, Moyes menurunkan line-up yang tidak jauh berbeda dengan yang diturunkannya pada saat derby. Hanya van Persie dan Kagawa yang diganti oleh Danny Welbeck dan Ashley Young. Hal ini tentu saja membuat para pemain mudah lelah, dan tidak terbiasa ketika perubahan starter terjadi. Bayangkan saja, Jonny Evans yang sangat konsisten dalam dua musim terakhir belum sekalipun tampil musim ini sementara kita tahu duo Vidic-Ferdinand sudah sama-sama tua renta. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b> </b></span><br />
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">4) </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Howard Webb tidak mendapat telepon dari Moyes</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kita tahu bahwa Howard Webb adalah wasit favorit Fergie. Kita tahu bahwa Webb sejatinya adalah seorang agen United. Di era Sir Alex, Webb selalu menjalankan tugasnya dengan baik. Tentu saja itu karena Sir Alex selalu meneleponnya sebelum pertandingan. Bayangkan bagaimana perasaan Webb mendapatkan telepon dari orang terpenting di tempat kerjanya, kinerjanya otomatis meningkat bukan?</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kemarin, Howard Webb benar-benar mengecewakan. Ia mengkhianati United dengan tampil netral. Seharusnya ia memberi kartu merah setiap ada sentuhan dari pemain City ke United. Seharusnya gol City dianulir dengan alasan sudah ada pelanggaran sebelumnya atau <i>offside</i>.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tetapi nampaknya, Moyes tidak menelepon Howard Webb. Entah tidak tahu menahu, entah sok suci. Atau justru Webb yang tidak peduli dengan telepon Moyes? Ah, sudahlah.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></b><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><b>5) Ashley Young</b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak usah tanya. Ashley Young pantas disalahkan, sebagaimana Yang Mulia Twitterverse telah firmankan.<b> </b> </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15957098918309141908noreply@blogger.com0